Nasib Pelaku Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Solo, Rugikan Korban Rp960 Juta, Sempat Kabur ke Ngawi
Begini nasib pelaku order fiktif takjil hingga Rp960 juta di Masjid Sheikh Zayed Solo, sempat kabur ke Ngawi sebelum akhirnya ditangkap.
Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Dua pengusaha katering asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, bernama Supodo dan Kusnadi Slamet Widodo, menjadi korban dugaan penipuan order fiktif untuk Masjid Sheikh Zayed Solo.
Total kerugian dari prank order fiktif tersebut diketahui mencapai Rp960 juta.
Selama 28 hari di bulan Ramadhan, kedua korban mengirim 800 menu buka puasa yang terdiri dari 400 kotak makan besar dan 400 takjil ke Masjid Zayed Solo.
Pelaku yang nekat melakukan penipuan orderan fiktir tersebut diketahui merupakan menantu Supodo, Eko.
Alasan pelaku menipu mertuanya sendiri karena telanjur malu sebab telah menjanjikan adanya pesanan katering takjil untuk kedua korban.
"Keterangannya dia, mendapatkan info adanya peluang untuk memasok buka bersama, tapi kemudian tidak ada deal."
"Tapi, dia telanjur ngomong dengan korban bahwa akan ada pesanan," ujar Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Ismanto Yuwono, Sabtu (20/4/2024), dikutip dari TribunSolo.com.
Lantas, bagaimanakah nasib pelaku sekarang ini?
Diketahui, saat ini pelaku sudah diamankan oleh Polresta Solo dan dijerat pasal penipuan, 378 KUHP.
Sebelumnya, pelaku sempat kabur ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, sebelum ditangkap.
Ismanto mengatakan, korban Supodo tetap ingin kasus tersebut dilanjutkan, meskipun pelaku adalah menantunya sendiri.
Baca juga: Sosok Eko, Pelaku Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Solo, Tipu Mertua hingga Rugi Ratusan Juta
Kasus ini, kata Ismanto, cukup unik karena pelaku sendiri tidak mendapatkan keuntungan sepeser pun dari perbuatannya.
Sebagai informasi, Dua catering ini merupakan Vio Catering dan Adilla Catering.
Cara Pelaku Prank Metua Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Solo
Mertua pelaku yang menjadi korban, sebelumnya benar-benar yakin bahwa menantunya itu menjadi penghubung antara panitia masjid dengan katering miliknya.
Pasalnya, pelaku sering menunjukkan pesan WhatsApp seolah berkomunikasi dengan pimpinan masjid.
“Sering menunjukkan WA kayanya dalam lingkungan situ entah berkaitan apa nggak tahu. Saya betul-betul mengirim dan bisa menyerahkan,” jelas Supodo, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.
Awalnya, ia dijanjikan pembayaran dilakukan tiap seminggu sekali.
Namun, pembayaran tak juga kunjung dibayarkan.
Pelaku berdalih bahwa terjadi kendala pendanaan dari pihak masjid.
Korban juga langsung percaya dengan perkataan pelaku tersebut dan tetap mengirimkan menu buka seperti biasanya hingga Ramadan berakhir.
“Otomatis pengajuan dari masjid. Saya sudah yakin karena sering keluar masuk masjid,” terang Supodo.
Begitu juga dengan Kusnadi Slamet Widodo, ia tidak mengira pesanannya itu tidak akan dibayar.
Lantaran, ia tidak merasa curiga sama sekali, meskipun saat pembayaran terkendala.
Padahal, mereka semua diketahui rela berutang kesana-kemari demi memenuhi pesanan tersebut.
“Saya tanya kok nggak cair. Ini ada masalah di TU, katanya. Uangnya transferan dari Arab atau mana habis."
"Ini suruh ngelanjutkan. Semaksimal mungkin saya usaha sampai selesai,” kata Kusnadi, Sabtu.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Terbongkar Motif Prank Order Fiktif Takjil Rp960 Juta Buat Masjid Sheikh Zayed : Malu Gagal Deal
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunSolo.com/Andreas Chris/Ahmad Syarifudin)