Cerita Martis Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat yang Kehilangan Mobil Hingga Warungnya
Martis warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat harus kehilangan kedai harian semi permanennya dan mobil merek X-Pander.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kabupaten di Sumatera Barat (Sumbar) terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam.
Akibat peristiwa tersebut, rumah hingga harta benda milik warga tersapu banjir tak tersisa tanpa jejak.
Martis warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat harus kehilangan kedai harian semi permanennya dan mobil merek X-Pander.
Baca juga: Akses Terputus Akibat Banjir, Pertamina Aktifkan Skema Alternatif Rute Mobil Tangki BBM di Sumbar
Kedai itu hanyut beserta isinya yang tidak terlihat lagi puing material dan isi kedainya.
"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya.
Beruntung fisik mobilnya masih terlihat meski sudah hampir setengah penyok, menahan batu besar yang terbawa banjir.
Nasib mujur rumahnya masih berdiri, meski kaca-kaca pecah dan bagian dalamnya dipenuhi lumpur.
Sekarang ia dan keluarga hanya menyisakan pakaian di badan dan basah terendam banjir. Stok makanan sudah hampir habis.
Baca juga: Ibu Mertua dan 4 Kerabat Tersapu Banjir Bandang di Tanah Datar, Liza Berharap Mereka Cepat Kembali
Pada Senin (13/5/2024) pagi, ia mengelilingi rumahnya dan rumah warga lain, untuk memastikan dimana bangunan warung semi permanen itu terbawa air.
"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya, melihat lokasi sekitar tempat kira-kira bangunan warungnya tersangkut.
Detik-detik Banjir Bandang Melanda
Sejak dialihkannya hulu sungai yang biasanya mengaliri nagari Koto Tuo beberapa waktu terakhir, volume air sungai menurun drastis.
Warga hanya mendapat informasi bahwa air dialihkan oleh masyarakat hulu ke Pakan Sanayan.
Akibat pengalihan air ini, sejumlah material kayu, batu dan sampah dari Gunung Singgalang tidak mengalir lagi.
Sehingga saat material sudah terlalu banyak tersangkut dan debit air makin tinggi di hulu, banjir besar datang.
"Ini bukan kiriman dari lahar dingin, tapi galodo. Bisa jadi dari Talago Dewi Gunung Singgalang," ujarnya.
Banjir besar ini, terjadi sekira pukul 22.15 WIB, Sabtu (11/5/1024).
Banjir dibuka dengan bunyi bebatuan dan pohon yang keras menyisir sungai di Koto Tuo.
Pembukaan banjir dengan batu dan pohon ini langsung disertai air yang sangat besar dan amat keruh.
Warga setempat tanpa persiapan apapun hanya bisa pasrah menunggu galodo itu mendatangi rumah mereka masing-masing.
"Airnya sangat besar, sehingga meluas kemana-mana," ujarnya.
Air yang meluas dengan batu hampir sebesar mobil dan motor menerobos dinding-dinding rumah warga.
Baca juga: 80 Rumah di Nagari Limo Kaum Tanah Datar Disapu Banjir Bandang, 2 Tewas dan 8 Orang Hilang
43 Orang Meninggal Dunia
Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan lahar dingin di yang terjadi di sekitar gunung Marapi, Sumbar, Sabtu (11/5/2024) terus bertambah.
Data yang dihimpun Kantor SAR atau Basarnas Padang, sampai Senin (13/5/2024) pukul 13.00 WIB total korban kini mencapai 43 orang.
Dengan rincian 19 korban di Agam, 14 orang di Tanah Datar, delapan orang di Padang Pariaman, dua orang di Padang Panjang.
Dari 43 korban meninggal tersebut, teridentifikasi 38 orang dan belum teridentifikasi lima orang
Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik mengatakan pada hari ini sampai pukul 13.00, tim SAR gabungan berhasil menemukan 6 korban lagi, dua di antaranya telah diidentifikasi oleh keluarganya.
"Empat korban lainnya belum teridentifikasi, dan telah dibawa satu ke RS Bhayangkara dan tiga korban ke RSUD Batusangkar," kata Abdul Malik.
Ia menjelaskan korban ditemukan di dua lokasi, yakni 5 korban di Kabupaten Tanah Datar dan 1 korban di Sungai Batang Anai, Padang Pariaman.
"Sampai pukul 13.00 WIB, total korban yang telah meninggal dunia berjumlah 43 orang, masih dicari 15 orang, yakni 12 di Tanah Datar dan tiga di Agam ," katanya.
Abdul Malik menambahkan pencarian masih berlangsung, tim gabungan terus berusaha melakukan pencarian di berbagai sektor yang telah ditentukan.
Selain itu, pencarian dibantu Basarnas Pekanbaru yang mengirimkan dua tim tambahan, dan tim lainnya dari Basarnas Mentawai serta Jambi akan segera bergabung.
Menurutnya, tantangan pencarian korban karena luasnya area yang terdampak membutuhkan lebih banyak peralatan dan sumber daya yang kompeten.
Baca juga: BPKH Bantu Korban Banjir Bandang di Tanah Datar, Tegaskan Tak Pakai Dana Setoran Jemaah Haji
Gotong Royong Bersihkan Rumah
Pasca Banjir bandang menerjang, ribuan masyarakat serta instansi terkait saling tolong menolong bersihkan material sisa banjir di Simpang Manunggal, Jorong Dusun Koto Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Senin (13/5/2024).
Dikutip dari TribunPadang.com masih banyak material kayu, lumpur dan sampah plastik yang menutupi badan jalan.
Bangunan di sisi kiri dan kanan jalan tak ada lagi tertata rapi semua porak-poranda.
Ayunan cangkul dan sekop berduyun terdengar melengking ditambah hiruk mesin alat berat yang juga membantu membersihkan material sisa banjir.
Diketahui akses jalan Batusangkar-Padang Panjang via Simpang Manunggal tidak bisa diakses baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Salah satu pemuda asal Padang Ganting, Zariko mengatakan ia bersama teman-temanya ikut serta membantu apa saja yang bisa dikerjakan untuk membersihkan rumah warga yang terdampak.
“Kami bawa peralatan dari rumah seperti cangkul dan sekop emang sengaja untuk membantu dengan tenaga hingga proses pembersihan cepat selesai,” katanya.
Tak hanya itu Zariko, Elna juga turut serta membantu membersihkan salah satu rumah warga yang dipenuhi lumpur.
Elna mengeluarkan satu persatu barang yang telah berubah warna cokelat dan kotor serta barang elektronik yang basah.
“Tak hanya diam menyaksikan saja kalau bisa bantu apa salahnya, ini musibah yang tak disangka-sangka datangnya,” ucapnya.
Lanjut Elna, walaupun saya tak mengenal siapa yang memiliki rumah ini yang penting ikhlas membantu hingga dapat meringkan beban mereka.