Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Martis Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat yang Kehilangan Mobil Hingga Warungnya

Martis warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat harus kehilangan kedai harian semi permanennya dan mobil merek X-Pander.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Cerita Martis Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat yang Kehilangan Mobil Hingga Warungnya
AP/Fachri Hamzah
Puing-puing mobil tergeletak di sebuah desa yang terkena dampak banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia, Minggu, 12 Mei 2024. Hujan deras disertai semburan lahar dingin dan lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung berapi di Pulau Sumatera, Indonesia memicu terjadinya banjir bandang. banjir yang menewaskan dan melukai sejumlah orang, kata para pejabat Minggu. (AP Photo/Fachri Hamzah) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kabupaten di Sumatera Barat (Sumbar) terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam.

Akibat peristiwa tersebut, rumah hingga harta benda milik warga tersapu banjir tak tersisa tanpa jejak.

Martis warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat harus kehilangan kedai harian semi permanennya dan mobil merek X-Pander.

Baca juga: Akses Terputus Akibat Banjir, Pertamina Aktifkan Skema Alternatif Rute Mobil Tangki BBM di Sumbar

Kedai itu hanyut beserta isinya yang tidak terlihat lagi puing material dan isi kedainya.

"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya.

Beruntung fisik mobilnya masih terlihat meski sudah hampir setengah penyok, menahan batu besar yang terbawa banjir.

Nasib mujur rumahnya masih berdiri, meski kaca-kaca pecah dan bagian dalamnya dipenuhi lumpur.

BERITA TERKAIT

Sekarang ia dan keluarga hanya menyisakan pakaian di badan dan basah terendam banjir. Stok makanan sudah hampir habis.

Baca juga: Ibu Mertua dan 4 Kerabat Tersapu Banjir Bandang di Tanah Datar, Liza Berharap Mereka Cepat Kembali

Pada Senin (13/5/2024) pagi, ia mengelilingi rumahnya dan rumah warga lain, untuk memastikan dimana bangunan warung semi permanen itu terbawa air.

"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya, melihat lokasi sekitar tempat kira-kira bangunan warungnya tersangkut.

Detik-detik Banjir Bandang Melanda

Sejak dialihkannya hulu sungai yang biasanya mengaliri nagari Koto Tuo beberapa waktu terakhir, volume air sungai menurun drastis.

Warga hanya mendapat informasi bahwa air dialihkan oleh masyarakat hulu ke Pakan Sanayan.

Akibat pengalihan air ini, sejumlah material kayu, batu dan sampah dari Gunung Singgalang tidak mengalir lagi.

Sehingga saat material sudah terlalu banyak tersangkut dan debit air makin tinggi di hulu, banjir besar datang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas