Cerita Martis Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat yang Kehilangan Mobil Hingga Warungnya
Martis warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat harus kehilangan kedai harian semi permanennya dan mobil merek X-Pander.
Editor: Muhammad Zulfikar
"Ini bukan kiriman dari lahar dingin, tapi galodo. Bisa jadi dari Talago Dewi Gunung Singgalang," ujarnya.
Banjir besar ini, terjadi sekira pukul 22.15 WIB, Sabtu (11/5/1024).
Banjir dibuka dengan bunyi bebatuan dan pohon yang keras menyisir sungai di Koto Tuo.
Pembukaan banjir dengan batu dan pohon ini langsung disertai air yang sangat besar dan amat keruh.
Warga setempat tanpa persiapan apapun hanya bisa pasrah menunggu galodo itu mendatangi rumah mereka masing-masing.
"Airnya sangat besar, sehingga meluas kemana-mana," ujarnya.
Air yang meluas dengan batu hampir sebesar mobil dan motor menerobos dinding-dinding rumah warga.
Baca juga: 80 Rumah di Nagari Limo Kaum Tanah Datar Disapu Banjir Bandang, 2 Tewas dan 8 Orang Hilang
43 Orang Meninggal Dunia
Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan lahar dingin di yang terjadi di sekitar gunung Marapi, Sumbar, Sabtu (11/5/2024) terus bertambah.
Data yang dihimpun Kantor SAR atau Basarnas Padang, sampai Senin (13/5/2024) pukul 13.00 WIB total korban kini mencapai 43 orang.
Dengan rincian 19 korban di Agam, 14 orang di Tanah Datar, delapan orang di Padang Pariaman, dua orang di Padang Panjang.
Dari 43 korban meninggal tersebut, teridentifikasi 38 orang dan belum teridentifikasi lima orang
Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik mengatakan pada hari ini sampai pukul 13.00, tim SAR gabungan berhasil menemukan 6 korban lagi, dua di antaranya telah diidentifikasi oleh keluarganya.
"Empat korban lainnya belum teridentifikasi, dan telah dibawa satu ke RS Bhayangkara dan tiga korban ke RSUD Batusangkar," kata Abdul Malik.
Ia menjelaskan korban ditemukan di dua lokasi, yakni 5 korban di Kabupaten Tanah Datar dan 1 korban di Sungai Batang Anai, Padang Pariaman.