Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Temuan BMKG soal Penyebab Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) temukan hal yang jadi penyebab utama banjir bandang di Gunung Marapi, Sumatera Barat

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Temuan BMKG soal Penyebab Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi
Tribunnews.com/Reynas Abdila
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban banjir lahar hujan Gunung Marapi yang melanda lima kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar) bertambah delapan orang pada Rabu (15/5/2024). Sehingga total menjadi sebanyak 58 orang korban. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) temukan hal yang jadi penyebab utama banjir bandang di Gunung Marapi, Sumatera Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu.

Temuan tersebut berupa 25 titik hulu yang saling bertemu di sekitar gunung marapi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Ia menuturkan, pihaknya telah melakukan peninjauan langsung ke Marapi dengan menggunakan helikopter dan ditemukannya oleh peneliti 25 titik hulu sungai.

"Hulu sungai ini sudah saling bertemu. Ini adalah penyebab utama banjir bandang yang terjadi karena debit air semakin besar," katanya, dilansir Kominfo Padang Panjang, Jumat (17/5/2024).

Hal ini disampaikannya saat Rapat Khusus Penanganan Bencana Banjir Lahar Dingin Marapi di Balai Sidang Istana Bung Hatta, Kamis (16/5/2024),

"Kemungkinan, dari hasil pantauan kami ke lokasi, untuk debit air saat ini tambah besar dari banjir sebelumnya. Itu akan terjadi akibat endapan air yang tersimpan di abu vulkanik dan banyaknya longsor yang telah terjadi di lereng Gunung Marapi," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Masyarakat di wilayah sekitar Gunung Marapi diminta tetap waspada banjir bandang susulan mengingat curah hujan tinggi beberapa minggu kedepan.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati pihaknya memperkirakan curah hujan beberapa minggu ke depan masih tinggi, sehingga perlu antisipasi jika terjadinya banjir susulan.

Ke depan sebelum ini terjadi, terang Dwikorita, harus diantisipasi dari sekarang. Pihaknya akan mengambil langkah mitigasi bencana lahar secara permanen.

Dengan menerapkan sistem sabo dam dilengkapi dengan sistem peringatan dini khusus bahaya lahar dan bahaya banjir bandang.

Baca juga: Masih Dicari, 14 Korban Banjir Bandang di Sumbar Masih Belum Ditemukan

"Sampai saat ini masih ada potensi banjir lahar di sungai yang belum mengalami banjir lahar. BMKG siap untuk terus mendukung instansi terkait untuk memberikan peringatan-peringatan dini," katanya.

Ditambahkannya, BMKG akan mendukung instansi terkait untuk membangun 27 sabo dam di 25 das di sekitaran Marapi.

BMKG siap mendukung instansi terkait untuk mengawasi pembangunan yang berwawasan lingkungan dan aman bencana.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas