Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pj Gubernur Kaltim Kunjungi Korban Banjir Mahakam Hulu, Fokus ke Pangan dan Aliran Listrik

Penanganan musibah banjir yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pj Gubernur Kaltim Kunjungi Korban Banjir Mahakam Hulu, Fokus ke Pangan dan Aliran Listrik
Istimewa
Penanganan musibah banjir yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Mahakam Hulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) menjadi perhatian serius Pemprov Kaltim. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Penanganan musibah banjir yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) menjadi perhatian serius Pemprov Kaltim.

Fokus utama penanganan adalah pemenuhan kebutuhan pangan dan listrik.

“Kita akan fokus memastikan listrik bisa menyala untuk masyarakat dan kebutuhan pangan sehari-hari juga tercukupi dengan baik,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik kepada para wartawan saat konferensi pers di Hotel Royal Suite Balikpapan, Sabtu (18/5/2024).

Baca juga: Data Korban Banjir Bandang Tanah Darat Sumbar: 29 Meninggal, 13 Belum Ditemukan

Sejak Kamis malam lalu Pemprov Kaltim telah mengirimkan bantuan sebanyak 6.400 paket sembako ke Mahakam Ulu melalui jalur Sungai Mahakam.

Untuk penanganan korban bencana banjir ini, kolaborasi dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk pembiayaan dari yang bersumber dari APBD dan PBN.

Selain bantuan dari Pemprov Kaltim juga dikirimkan bantuan dari APBN terdiri tenda keluarga portable B2022 sebanyak 10 unit, family kit 150 unit, kids ware 150 unit, kadur 150 unit, selimut 150 lembar.

Berita Rekomendasi

"Total bantuan senilai Rp273,37 juta," sebut Akmal.

Fokus penanganan berikutnya adalah listrik warga terdampak banjir. Akmal mengungkapkan ada tiga wilayah terdampak cukup parah dalam banjir yang melanda Kabupaten Mahakam Ulu hingga Kabupaten Kutai Barat, yaitu Ujoh Bilang, Datah Bilang dan Long Iram.

Akmal Malik menjelaskan berdasarkan data dari PLN di Ujoh Bilang ada 3.339 pelanggan dan sampai dengan hari ini yang terdampak 1.350 pelanggan. Kondisi sekarang belum satu pun yang menyala.

Kemudian di Datah Bilang ada 646 pelanggan, dengan 540 pelanggan yang terdampak dan belum ada yang menyala.

“Satu-satunya yang sudah diatasi adalah di Long Iram. Ada 1.300 pelanggan, sekitar 540 sudah menyala,” ungkap Akmal.

Koordinasi telah dilakukan dengan PLN dan diharapkan Sabtu ini di Kecamatan Ujoh Bilang yang cukup besar jumlah pelanggannya akan menyala.

Menurut Akmal, kolaborasi sangat penting antara pemerintah daerah dengan seluruh pemangku kepentingan, karena infrastruktur PLN rusak parah (meledak). Kondisi saat ini kebutuhan darurat saja ada sekitar 1.200 kilowatt.

Sekarang ada mesin Pemkab Mahulu berkapasitas 2.200 kilowatt, tapi sayangnya mesin ini tidak terkoneksi dengan jaringan PLN.

“Saya berharap ada orkestrasi yang baik dalam menangani masyarakat terdampak bencana ini. Terutama untuk kebutuhan pangan dan listrik,” tegas Akmal.

Untuk mendukung pemulihan pascabanjir, lanjut Akmal, sudah diperintahkan kepada BPBD dan Dinas ESDM Kaltim untuk menyiapkan bahan bakar, karena sekarang juga dibutuhkan bahan bakar mesin-mesin untuk membersihkan bekas banjir.

“Inilah tujuan kita utama hari ini ke Mahakam Ulu,” kata dia. Akmal menilai secara umum penanganan sudah berjalan.

Bantuan terus mengalir baik dari kalangan pemerintahan maupun swasta. “Saya berharap para pengusaha di Kaltim juga dapat memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita di Mahakam Ulu,” harapnya.

Akmal menegaskan bantuan logistik, kebutuhan makan dan air bersih menjadi hal prioritas, termasuk tenda. Untuk paket sembako jumlahnya akan terus bertambah. Terakhir, tercatat disiapkan sekitar 10 ribu paket.

“Informasi yang kita terima debit air dari Sungai Long Apari sudah mulai turun. Sekarang tinggal membersihkan dan ini butuh relawan-relawan yang banyak,” imbuhnya.

Untuk memulihkan kondisi ini diperlukan waktu cukup lama, sebab tingkat kerusakan cukup tinggi. Begitu pun kerugian masyarakat. Misal mereka yang tidak sempat memindahkan mobil dan motor mereka ke tempat yang aman sebelum banjir menerjang.

“Kita akan cek secara presisi di lapangan,” tegas Akmal.

Selain langsung mengirimkan bantuan sembako, obat-obatan dan perlengkapan yang dibutuhkan lainnya, berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait di pusat dan daerah, komunitas, TNI/Polri, sejumlah relawan pun telah diterjunkan ke Mahulu.

Sabtu pagi (18/5/2024), Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik bersama Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto, Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas'ud dan Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh melakukan kunjungan ke Mahulu menggunakan helikopter.

Untuk penanganan korban banjir Mahulu ini, Pemprov Kaltim mengerahkan segenap komponen internal, mulai dari tim Dinas Sosial, BPBD, Dinas ESDM dan berkolaborasi dengan instansi terkait di daerah dan pusat serta TNI/Polri dan organisasi/komunitas relawan.

Early Warning System

Belajar dari pengalaman bencana banjir di Kabupaten Mahakam Ulu, Pj Gubernur Akmal Malik meminta kepada Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltim untuk segera menyiapkan early warning system (sistem peringatan dini) untuk mendeteksi lebih awal potensi terjadinya bencana.

Banjir di Mahulu hampir setiap tahun terjadi. Namun tahun ini diakui yang terbesar. Penyebabnya curah hujan yang sangat tinggi.

“Kita perlu menyiapkan early warning system, sehingga bisa mendekteksi pergerakan air dari Long Apari,” kata Akmal.
Jika deteksi dini bisa dilakukan, maka masyarakat bisa menyelamatkan aset-aset yang ada di daerah yang berpotensi terdampak.

“Karena kita tidak bisa melawan alam,” tegasnya lagi.

Selain early warning system, lanjut Akmal, juga perlu dibuat sistem penanganan bencana terpadu untuk Kabupaten Mahakam Ulu.

Sekaligus juga untuk kabupaten/kota lainnya di Kaltim guna memudahkan pencegahan dan penanganan baik sebelum maupun saat terjadi bencana di daerah.

Perlu dipersiapkan alur evakuasi warga jika terjadi bencana. Yakni penyiapan titik evakuasi ke daerah yang lebih tinggi dan memperkuat akses warga yang akan dievakuasi.

“Kita menyiapkan sebaik mungkin jalur evakuasi, karena mayoritas warga tinggal di kawasan pinggiran sungai,” tandasnya.

Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini menegaskan, meskipun banjir yang terjadi di Mahulu merupakan siklus tahunan, tidak boleh satu pun warga yang menderita karena bencana banjir seperti ini.

“Tugas pemerintah adalah memastikan warga itu aman. Early warning system adalah sebuah keniscayaan. Kami, Pemprov Kaltim bersama TNI, Polri, Basarnas dan pemangku kepentingan terkait lainnya akan mengorkestrasi langkah-langkah penanganan pascabanjir di Mahulu, agar masyarakat bisa segera melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya,” pungkas Akmal Malik.

Asal Luapan Sungai Boh dari Malaysia

Usai peninjauan menggunakan helikopter, bersama Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto dan Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, Pj Gubernur Akmal Malik mengungkapkan bahwa banjir besar di Mahulu terjadi karena meluapnya Sungai Boh dari Malaysia dan Kaltara.

Kenaikan debit Sungai Mahakam sesungguhnya tidak terlalu signifikan. Yang terjadi justru meluapnya Sungai Boh dari Malaysia dan Kaltara yang sangat signifikan.

“Ini yang tidak diduga-duga oleh masyarakat, sehingga mereka tidak siap. Masyarakat mengatakan kenaikan debit air Sungai Mahakam biasanya tidak sebesar itu,” ungkap Akmal usai peninjauan lokasi banjir.

Dari hasil peninjauannya Akmal menjelaskan kondisi pemerintahan di Mahulu terganggu karena beberapa infrastruktur dasar seperti listrik mati dan air bersih juga sangat sulit akibat terendam banjir.

Terdapat 10 unit SMP, 24 unit SD dan 42 unit TK yang terendam dan tidak bisa beroperasi. Padahal dalam waktu dekat akan dilakukan ujian.

“Kemudian ada tiga kecamatan yang belum tersentuh bantuan sama sekali,” ungkap Akmal.

Akmal menambahkan Polda Kaltim akan segera bergerak memberikan bantuan menggunakan helikopter. Karena bantuan tidak bisa didistribusikan menggunakan jalur darat dan jalur sungai karena jeram yang besar sekali.

Kewaspadaan harus dilakukan warga pinggiran sungai yang ada Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Samarinda sebab air akan terus mengalir ke bawah.

Sementara Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto mengatakan sampai saat ini anggota Polres Mahakam Ulu sudah bekerja dan juga sudah mendapat tambahan personel dari Brimob dan Polres Kutai Barat.

Polda akan menggunakan helikopter untuk mengirimkan bantuan ke tiga kecamatan yang masih belum bisa dijangkau melalui darat dan sungai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas