5 Fakta Kasus Perundungan Siswa SMP di Batu: Terjadi di Luar Jam Sekolah, Korban Tewas saat Dirawat
Kasus perundungan dan penganiayaan antar siswa SMP di Kota Batu, Jawa Timur mengakibatkan siswa kelas 7 SMPN 2 Kota Batu meninggal.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Polres Batu mengamankan lima siswa SMP di Kota Batu, Jawa Timur yang terlibat kasus perundungan dan penganiayaan.
Para pelaku yang berinisial MA (13), KA (13), AS (13), MI (15), dan KB (13) menganiaya teman mereka, RKW (14) hingga tewas.
Para pelaku juga merekam aksi perundungan yang terjadi pada Rabu (29/5/2024).
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi, namun nyawanya tak tertolong.
RKW meninggal pada Jumat (31/5/2024) karena mengalami pendarahan otak.
Berikut 5 fakta kasus perundungan siswa di Batu:
1. Pj Wali Kota Batu Turun Tangan
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menyoroti kasus perundungan dan penganiayaan yang mengakibatkan seorang siswa SMPN 2 Kota Batu tewas.
Aries Agung Paewai, menyatakan proses hukum kasus ini tetap berjalan meski para pelaku masih di bawah umur.
“Peristiwa ini sangat berat buat kami, baik pemerintah maupun aparat penegak hukum karena pelaku masih di bawah umur."
"Tentunya pihak kepolisian dan kejaksaan akan bergerak cepat menuntaskan persoalan ini," ujarnya, Senin (3/6/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.
Baca juga: Nasib 5 Siswa SMP di Batu Pelaku Penganiayaan Teman, Korban Tewas karena Pendarahan Otak
Pemerintah Kota Batu akan menjamin pendidikan para pelaku selama menjadi tahanan.
“Pelaku akan kami berikan pendampingan agar bisa bersekolah, nanti pihak guru juga akan mendatangi anak-anak di hari-hari tertentu sesuai dengan peraturan dari pihak kepolisian," bebernya.
Ia meminta pihak sekolah memberikan pegawasan yang ketat terhadap siswa-siswanya.
Kasus perundungan terjadi di luar jam sekolah, sehingga orang tua juga harus memberikan pengawasan.
“Pemerintah dan aparat penegak hukum tidak bisa bekerja sendiri, tentunya kami butuh masyarakat untuk mengawasi lingkungannya, orang tua untuk mengawal pergaulan anak agar tidak terlalu bebas dan tugas kami adalah membimbing akhlak dan budi pekerti bagi murid-murid di lingkungan sekolah."
"Tentu ini menjadi pembelajaran tersendiri dan menjadi evaluasi bersama,” tegasnya.
Baca juga: Peran 5 Remaja yang Tewaskan Siswa SMP di Kota Batu, Ada yang Memvideo
2. Kata Ibu Korban
Ibu korban, Nurul Noviana, mengaku baru mengetahui anaknya dianiaya pada Jumat kemarin lantaran RKW diancam pelaku untuk tidak melapor.
“Kalau tepatnya saat anak saya dipukul saya tidak tahu, karena saya kerja."
"Kata adiknya (saudara kembarnya RKW, red) hari Rabu dipukuli, tapi anak saya tidak bilang ke saya. Saya baru tahu hari Jumat pagi bangun tidur itu ngeluh sakit kepalanya,” paparnya, Minggu (2/6/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.
Ia menganggap pusing yang dialami korban sakit seperti biasanya.
Korban yang terus mengeluh sakit menceritakan penganiayaan yang dialaminya.
“Saya kasih obat, habis minum obat dia ngaku kalau kepalanya habis dipukul temannya."
"Dia tidak berani bilang sama saya sebelumnya karena diancam. Habis itu dia muntah terus, langsung saya bawa ke rumah sakit," lanjutnya.
Baca juga: Motif Pengeroyokan Siswa SMP di Kota Batu hingga Meninggal Dunia
Setelah dibawa ke rumah sakit, perawat menyatakan kondisi korban kritis dan harus menjalani operasi.
Korban dinyatakan meninggal karena mengalami pendarahan otak.
Nurul menyatakan pelaku berinisial MA dendam terhadap anaknya karena masalah kerja kelompok.
"Kalau kata anak saya, dipukuli karena kerja kelompok. Ada tugas kelompok buat keripik pare itu."
"Sehari sebelum dipukuli itu, sama anak saya si pelaku ini disuruh ngeprint kayak cara membuatnya, tidak mau. Dia marah-marah," tukasnya.
MA juga pernah menganiaya korban saat berada di sekolah.
"Adiknya dulu pernah laporan ke saya kalau pelaku ini pernah nendang kakaknya. Persoalannya apa gak tahu."
"Makanya saya larang jangan berteman dengan pelaku,” pungkasnya.
Baca juga: Siswa SMP di Kota Batu Dikeroyok, Alami Pendarahan di Kepala hingga Meninggal sebelum Dioperasi
3. Sosok MA
Para pelaku ada yang teman satu sekolah korban, ada juga yang teman satu desa.
Nenek korban, Tutik, mengatakan MA sudah dua kali menganiaya cucunya.
“Sebelumnya waktu baru masuk SMP itu sudah pernah dipukul juga. Terus saya kasih tahu cucu saya agar tidak bermain dan berteman dengan dia (MA) karena nakal, daripada saya usir."
"Setelah dikasih tahu, si MA ini sudah tidak pernah ke sini,” ungkapnya, Jumat (31/5/2024).
MA merupakan teman sekelas korban yang rumahnya cukup dekat dengan rumah korban.
Meski tinggal di desa yang sama, korban baru mengenal MA saat duduk di bangku SMP.
“Rumahnya dekat sini tapi tidak berteman akrab. Hanya biasa saja. Temenan baru SMP itu,” lanjutnya.
Baca juga: Bocah SMP di Kota Batu Tewas Dikeroyok Teman Sekelas, Alami Pendarahan di Kepala
Sementara itu, teman korban, M (12), mengatakan MA merupakan siswa yang sering mengajak berkelahi siswa lain.
Sifat MA temperamen dan menganggap dirinya jagoan di sekolah.
“Kalau sama MA, saya tidak begitu kenal cuma tahu saja, anaknya memang temperamen, sering berantem, dan suka nantang-nantang teman-teman yang lain,” ucapnya.
4. Detik-detik Penganiayaan
Kapolres Batu, AKBP Oskar Syamsuddin, mengatakan kasus penganiayaan dilakukan pada Rabu (29/5/2024) dan korban tewas setelah menjalani perawatan di rumah sakit pada Jumat (31/5/2024).
AKBP Oskar Syamsuddin mengatakan, kasus penganiayaan berawal ketika korban dijemput KA menggunakan sepeda motor dan diantar menuju rumah MA.
"Lalu korban diajak ke Jl Cempaka. Sampai di lokasi, ternyata ada MI, KB, dan AS. Selanjutnya korban diturunkan oleh MA dan diajak berkelahi," tuturnya, Sabtu (1/6/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.
Korban memilih untuk tidak melawan lantaran 5 pelaku memukulinya secara bergantian.
Baca juga: Rebutan Pacar Jadi Motif Perundungan Siswi SMP di Tanah Merah Depok, Begini Cerita Lengkapnya
"MA sempat menyeret korban. Setelah melakukan kekerasan, korban diantar pulang oleh KA dan AS namun hanya sampai pom bensin di Jalan Lahor, Kota Batu. Korban ditinggal oleh KA dan AS," sambungnya.
Selain melakukan penganiayaan, para pelaku juga merekam aksi kekerasan tersebut.
Setiba di rumah, korban merasa kesakitan namun tak menceritakan kasus penganiayaan ke orang tua.
Korban dilarikan ke RS Hasta Brata Batu pada Jumat (31/5/2024) pukul 07.00 WIB dan dinyatakan meninggal pukul 10.00 WIB.
AKBP Oskar Syamsuddin menjelaskan, korban meninggal karena mengalami retak pada bagian batok kepala kiri sehingga mengalami pendarahan.
"Untuk penanganannya, karena berhubungan pada anak, berbeda dengan orang dewasa. Waktunya juga dipercepat yakni 15 hari."
"Kami tetap koordinasi dengan kejaksaan sehingga dalam prosesnya segera dilengkapi. Berkas akan kami kirim Senin untuk tahap pertama," ujarnya.
Baca juga: Perundungan Siswi SMP di Tanah Merah Depok yang Viral Berujung Laporan ke Polisi
5. Kata Saudara Kembar Korban
Sementara itu, saudara kembar korban, R, menyatakan para pelaku ada yang satu sekolah dan ada yang dari sekolah lain.
Korban sempat becerita mengalami penganiayaan, namun R tak menyangka RK meninggal.
“Pulang-pulang dia lapor ke saya cerita kalau dia habis dipukuli A dan saudaranya,” tuturnya.
Setiba di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal sebelum menjalai operasi.
“Jam setengah 7 pagi di merintih sakit sama ibu dan dibawa ke rumah sakit. Pas di rumah sakit tidak tahu gimana ceritanya jam setengah 11 siang mendapat kabar saudara saya sudah gak ada,” terangnya.
R menambahkan para pelaku merekam aksi pengeroyokan, bahkan saat korban tak berdaya.
“Dipukul dan ditendang. Dibagian kepala, dada, kaki dan punggung. Ada videonya juga. Yang memvideo itu teman-teman A, tidak melerai malah memvideo,” pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Nasib 5 Pengeroyok Pelajar di Kota Batu Berujung Tewas, Tetap Dijamin Haknya Mendapatkan Pendidikan
(Tribunnews.com/Mohay) (SuryaMalang.com/Benni/Dya Ayu)