Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Pramudya Cabut BAP Kasus Vina Cirebon, Ngaku Bohong saat Beri Kesaksian 8 Tahun Lalu

Tiga saksi dalam pembunuhan Vina dan Rizky alias Eky di Cirebon pada 2016, mendatangi Polda Jabar untuk mencabut berita acara pemeriksaan (BAP).

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in Alasan Pramudya Cabut BAP Kasus Vina Cirebon, Ngaku Bohong saat Beri Kesaksian 8 Tahun Lalu
Tribunnews
Pegi Setiawan alias Perong, tersangka kasus pembunuhan Vina-Eky Cirebon akan menjalani tes poligraf atau tes uji kebohongan, Rabu (12/6/2024), pekan ini di Polda Jabar. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 3 saksi kasus pembunuhan Vina dan Eky mendatangi Polda Jabar untuk mencabut berita acara pemeriksaan (BAP) pada 2016.

Saksi-saksi kasus pembunuhan Vina dan Eki di Talun, Cirebon, pada 2016 silam bermunculan.

Mereka sempat memberikan kesaksian 8 tahun silam untuk mengungkap kasus ini.

Ketiga saksi yang ingin mencabut BAP yakni Pramudya, Okta dan Teguh. 

Ketiganya datang bersama tim kuasa hukumnya, Selasa (11/6/2024).

Selain mencabut BAP sebelumnya, mereka pun mengaku ingin memberikan keterangan baru yang sebenarnya.

"Ingin mengubah BAP yang sebenarnya," ujar Pramudya, didampingi para pengacara di Mapolda Jabar, Selasa (11/6/2024).

BERITA REKOMENDASI

Pada BAP sebelumnya, Pramudya mengaku tidak berada di rumah kepala RT, saat peristiwa pembunuhan Vina dan Rizky alias Eky terjadi.

Padahal, kata dia, saat itu mereka berada di rumah RT bersama kelima terpidana yang saat ini sudah diadili. Saat peristiwa terjadi, Pramudya berada di kontrakan bersama 10 orang teman lainnya.

"Bahwa saya di rumah pak RT, bahwa saya dulu tidak tidur di rumah pak RT, bersama Eka, Eko, Hadi, Saya, Supri, Jaya, Kafi, Teguh, Okta, Udin," katanya.

Pramudya beralasan jika dirinya terpaksa memberikan keterangan bohong, karena ditekan oleh penyidik.

Baca juga: Keterangan Pegi Setiawan Konsisten, Kuasa Hukum Ajukan Praperadilan Penetapan Tersangka

"Karena dulu ditekan sama pihak penyidik, kalau kamu tidur di rumah pak RT nanti kamu terseret bilangnya begitu," ucapnya.

Jutek Bongso, salah satu kuasa hukum Pramudya, Okta dan Teguh mengatakan, sengaja mendampingi kliennya untuk memastikan pemeriksaan berjalan fair, jujur dan tidak didapati tekanan atau hambatan.

"Mudah-mudahan kasus ini dapat terungkap terang benderang tanpa ada rekayasa," ujar Jutek Bongso.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas