Tipu Daya Pengasuh Pesantren Nikahi Siri Gadis 16 Tahun, Ayah Korban Tahu dari Ucapan Tetangga
Muhammad Erik, pengasuh pondok pesantren di Lumajang nikahi gadis 16 tahun diam-diam. Ayah korban baru tahu setelah mendengar pembicaraan tetangga.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Muhammad Erik, oknum pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diduga menikahi seorang anak di bawah umur berusia 16 tahun tanpa sepengetahuan orang tua.
Buntut dari kasus tersebut, Erik telah ditetapkan sebagai tersangka, namun belum dilakukan penahanan.
Erik menikahi siri gadis berusia 16 tahun yang sering mengikuti pengajiannya pada 15 Agustus 2023.
"Sudah ditetapkan sebagai tersangka kemarin. Belum (ditangkap), nanti kami panggil yang bersangkutan," kata Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Ahmad Rohim melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat (28/6/2024).
M, ayah korban mengaku tak mengetahui putrinya dinikahi siri oleh oknum pengasuh pondok pesantren.
Ia baru mengetahuinya setelah mendengar ucapan tetangga yang menyebut putrinya hamil.
"Awalnya, tetangga ramai bilang anak saya hamil, saya kaget, kan enggak pernah saya nikahkan. Setelah saya tanya ternyata memang tidak hamil," kata M di rumahnya, Jumat.
M lantas mencari tahu kasus dugaan pernikahan siri anaknya dengan oknum pengasuh pesantren tersebut.
Ia pun akhirnya mengetahui perkenalan putrinya dengan pengasuh pesantren terjadi saat korban kerap mengikuti pengajian yang diadakan Erik di rumahnya.
"Anak saya tidak mondok di sana, mungkin tahunya anak saya sering ikut majelisan," ungkap dia.
Kepada sang ayah, korban mengaku diiming-imingi uang sebesar Rp 300 ribu.
Baca juga: Pengasuh Ponpes di Lumajang Jadi Tersangka Kasus Pernikahan Anak, Keberadaannya Misterius
Tak hanya itu, Erik juga melakukan tipu daya dengan menjanjikan kebahagiaan kepada korban.
Bujuk rayu itu terus dilancarkan Erik, lama-lama korban pun luluh dan bersedia dinikahi.
"Ngakunya dijanjikan mau disenengin dan dikasih uang Rp 300.000," bebernya.
Kendati sudah dinikahi, korban dan pengasuh pondok pesantren itu tidak pernah tinggal satu rumah.
M menyebut, putrinya hanya dipanggil pada saat-saat tertentu saja.
Erik, lanjut M, tidak pernah bergaul dengan korban di rumahnya.
Ia menggunakan rumah seseorang berinisial V yang letaknya tidak jauh dari rumah Erik.
Selain itu, Erik juga tak pernah menjemput korban. Bocah itu selalu dijemput oleh orang suruhan tersangka.
"Jadi kalau anak saya mau ke sana pasti ada yang jemput terus ada yang ngantar pulang," bebernya.
M pun berharap polisi segera menangkap dan memberikan hukuman yang setimpal bagi Erik.
Pasalnya, perbuatan Erik telah membuat putri M mengalami trauma berat.
Korban bahkan kini tak pernah keluar rumah dan mengurung diri.
"Harapannya ditangkap, dihukum setimpal, anak saya sudah diambil, dia sekarang trauma enggak mau ketemu orang, takut," tandasnya.
Sementara itu, dari penelusuran Kompas.com, oknum pengasuh pondok pesantren itu sedang tak ada di rumah sejak Rabu (26/6/2024).
Baca juga: Pengakuan Ayah di Lumajang usai Putrinya Dinikahi Siri Pengasuh Ponpes, Bertemu saat Pengajian
"Suami kemarin malam pamitan keluar sama bapaknya, sampai sekarang belum pulang. Saya tidak tahu pergi ke mana," kata istri oknum pengasuh pondok pesantren, N, Kamis (27/6/2024).
N juga membenarkan suaminya telah menjalani pemeriksaan di Polres Lumajang.
"Kemarin lusa sudah diperiksa di Polres. Namun saya juga tidak tahu hasilnya seperti apa. Mohon maaf ya," tambahnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Miftahul Huda)