Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Mahasiswi di Surabaya Tewas Setelah Kejar Pemotor yang Jambret Tasnya

Seorang mahasiswi di Surabaya tewas setelah mengejar pemotor yang jambret tasnya.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Kronologi Mahasiswi di Surabaya Tewas Setelah Kejar Pemotor yang Jambret Tasnya
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Milah (44) menunjukkan tas anaknya yang gagal dijambret 

Di dalam tas kulit berwarna abu-abu tersebut, terdapat ponsel iPhone, dompet dan alat pengisi daya milik Maya.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Maya Dwi Ramdhani (21) tewas setelah mengejar pria yang jambret tasnya.

Mahasiswi semester enam Program Studi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya itu tewas saat dijambret oleh pemotor saat melintas di ruas Jalan Arjuno, Sawahan, Surabaya, pada Kamis (23/5/2024) malam.

Maya tewas gegara jatuh dari motor karena berjibaku mengejar komplotan pelaku penjambretnya.

Kronologi Kejadian

Milah (44), ibunda Maya menceritakan nasib tragis yang dialami anaknya.

Dia bercerita setelah mendengarkan penutura seorang saksi yang melihat langsung kronologi awal Maya dijambret oleh pemotor lainnya.

Berita Rekomendasi

Saksi kunci itu seorang perempuan pekerja kantoran yang sedang menebeng layanan ojek online (ojol) untuk pulang ke rumahnya di kawasan Dupak, Bubutan, Surabaya.

Milah menceritakan saksi ternyata melihat langsung bahwa anaknya, Maya, yang mengendarai motor seorang diri dipepet oleh pemotor misterius lain.

Tak lama kemudian Maya  dijambret dengan mengambil tas selempang yang tergantung pada bahu kiri sang anak.

Baca juga: Detik-detik Dua Jambret Viral saat Beraksi di CFD Sudirman: Sempat Beri Kode Pak Tembak Pak

Ternyata, saat kemelut diantara kedua belah pihak terhadi. Maya tidak sadar kalau tas selempang yang sempat ditarik oleh pelaku, terjatuh dan tertinggal di aspal dengan kondisi salah satu tapi gantungan pengaitnya, putus.

Saksi berinisiatif mengambil tas yang teronggok tersebut.

Bermaksud untuk mengamankannya agar dapat segera diberikan pada korban si Maya.

Diluar dugaan, lanjut Milah, ternyata Maya tetap menggeber kencang-kencang motornya tanpa menghiraukan teriakan saksi yang demikian keras, disusul dengan lengkingan klakson motor bapak ojol yang ditumpanginya.

Maya diduga kuat berupaya mengejar para pelaku jambret yang berupaya kabur.

Karena mengira bahwa tas selempang miliknya berhasil dikuasi para pelaku.

"Saksi katanya teriak mbak-mbak ini tasnya, sampai diklakson, eh Maya gak kedengeran. Saking kencangnya naik motor untuk membuntuti jambret tadi," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka, kawasan Asemrowo, Surabaya, Sabtu (25/5/2024).

Milah menambahkan, saksi tetap berupaya mengejar Maya menuju ke arah utara di ruas jalan tersebut.

Namun upaya pengejaran tersebut urung dilakukan setelah motor ojol saksi, tiba di persimpangan empat jalan yang menghubungkan Jalan Semarang, Jalan Kali Butuh, dan Jalan Kranggan.

Lantaran kebingungan mencari arah jalan pengejaran yang dilakukan si Maya memburu pelaku jambret.

Saksi lantas kembali pulang ke rumah.

"Saksi ini kehilangan jejak saat lewat di perempatan. Enggak tahu belok kanan, kiri atau lurus. Akhirnya tas dibawa pulang oleh saksi antara jam 23.00-00.00 karena sudah malam," jelasnya.

Tas milik Maya berbentuk persegi berbahan kulit berukuran dimensi ruang 10 cm x 5 cm.

Di dalam tas kulit berwarna abu-abu tersebut, terdapat ponsel iPhone, dompet dan alat pengisi daya milik Maya.

Saksi yang juga kebingungan mencari cara untuk mengembalikan tas tersebut kepada pemilik, akhirnya memutuskan membawa tas tersebut ke rumah dengan harapan ada telepon masuk ke ponsel yang ada di dalam ras tersebut.

Ternyata, titik terang soal tas tersebut, muncul pada pukul 01.30 WIB, Jumat (24/5/2024).

Pria yang memiliki hubungan sebagai pacar dengan Maya menelepon ponsel Maya yang sedang berada ditangan saksi.

Alhasil duduk perkara tentang nasib tas Maya yang hilang dijambret akhirnya terjawab sudah.

Namun pada saat yang bersamaan, muncul pertanyaan utama lantas di mana Maya berada.

"Nah setelah ditelpon, akhirnya mbaknya bilang (cerita soal si Maya kena jambret tapi tasnya jatuh dan si Maya gak sadar lalu tetap kejar). Jam 01.30 hari jumat. Disamperin ke rumah saksi daerah Dupak," ungkapnya.

Maka dimulailah pencarian keberadaan Maya beserta kendaraan motornya, secara sporadis menerka-nerka ke segala penjuru arah mata angin.

Milah mengatakan pencarian itu dilakukannya bersama sang suami, anak pertama, dan pacar Maya.

Semula ia memperkirakan Maya berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, atau Surabaya Utara.

Lalu ada yang mencari di kawasan sekitaran SPBU, berlanjut hingga ke jalanan kawasan Bubutan, dan emperan depan Mal BG Junction .

"Kami awalnya mencari tanpa arah. Kita gak bisa menghubungi siapa," ujar ibu empat anak yang telah berjualan sayur di Pasar Tembok, selama 16 tahun itu.

Sebenarnya, motor yang dikendarai Maya terpasang alat pelacak GPS.

Namun, karena fitur layanan berbayarnya sejak beberapa bulan lalu, tidak diperpanjang. Alat tersebut, tidak dapat dimanfaatkan melacak keberadaan motor si Maya.

Kendati demikian, Kakak Maya, yang ponselnya terpasang aplikasi user fitur layanan GPS motor sang adik, berupaya memencet tombol pop-up pada aplikasi pelacak tersebut.

Meskipun aplikasi tersebut tidak sepenuhnya berfungsi. Kakak Maya masih bersikukuh berupaya menekan fitur pelacakan motor, dengan harapan, memperoleh petunjuk dalam bentuk apapun, barang sekelumit.

Keajaiban pun terjadi, Milah menganggap demikian, setelah sekian lamanya, akhirnya aplikasi tersebut mendadak berfungsi normal dan secara tiba-tiba memberikan petunjuk lokasi terakhir keberadaan motor sang anak.

Ternyata, motor Maya berada di halaman parkir Mapolsek Bubutan Polrestabes Surabaya.

Dan setibanya para anggota keluarga Maya di markas Polisi tersebut, akhir terjawab pula bahwa Maya sedang dibawa ke IGD RSUD dr Soetomo Surabaya karena terlibat kecelakaan.

Milah mengira anaknya itu, sedang menjalani perawatan di salah satu ruangan IGD RS tersebut.

Perkiraannya meleset saat petugas jaga menunjukkan ruangan tempat Maya berada.

Nyatanya ruangan tersebut bukanlah ruangan perawatan, yang penuh dengan perkakas, mesin dan ornamen peralatan penunjang medis.

Tubuh Maya ternyata sedang terbaring sendirian di sebuah kasur beroda di sudut lorong area luar IGD tersebut.

Dan yang bikin dadanya sesak, terdapat kain selimut warna putih menutupi keseluruhan tubuh Maya.

Tubuh Maya ternyata tak bergerak, gadis periang itu telah meninggal dunia karena luka parah akibat benturan di hampir sekujur badan.

"Saya lihat (mayat Maya) dari rambut memang benar anak saya semiran. Saya lihat pipinya baru tahu; Ya Allah nak kamu masuk surga. Saya akhirnya tutup lagi kainnya. Suami dan kakaknya histeris semua," katanya.

Berdasarkan informasi yang didengarnya dari sejumlah saksi mata kejadian kecelakaan. Maya melakukan pengejaran terhadap para pelaku jambret dari Jalan Arjuno hingga ke Jalan Semarang, Bubutan, Surabaya.

Lantas bagaimana, Maya bisa jatuh?

Kendaraan motor Maya nyaris menyusul motor para pelaku saat melintas di Jalan Semarang tersebut.

Namun, bodi motor Maya langsung oleh kehilangan kendali dan tubuhnya terjerembab jatuh saat tendangan yang dilesakkan pelaku mengenai bodi motor Maya.

Apesnya, lanjut Milah, tubuh Maya yang terjerembab di aspal ruas jalan lajur arah berlawanan, langsung dihantam oleh sebuah mobil yang melintas.

Tak pelak, itulah penyebab hampir sekujur tubuh Maya, dipenuhi lebam-lebam dan luka sobek pada bagian kulit dada atau rusuk dekat ketiak sisi tangan kanannya.

"Kan ngejar jambret. Mungkin anaknya sudah dekat begini (memperagakan pakai jari telunjuk dedua tangan yang didekatkan). Lalu ditendang sama pelaku, anak saya jatuh, pas jatuh ada mobil (dari arah berlawanan)," tutur Milah.

Pelaku Akhirnya Ditangkap

 Tim Jatanras Polda Jatim akhirnya menangkap pelaku jambret terhadap Maya.

Tersangka Melvin (29), eksekutor penjambret tas mahasiswi UINSA ini, ternyata pernah dipenjara enam bulan setelah ditangkap Anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya, karena menjambret pada tahun 2014 silam.

Sedangkan, Tersangka A. Yusuf Efendi (31), joki motor sarana aksi, pernah dipenjara selama empat tahun setelah ditangkap Anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya, karena menjambret pada tahun 2016 silam.

Seraya menundukkan kepala saat diinterogasi oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, tersangka Melvin mengaku baru sekali menjalankan aksi penjambretan tersebut, hingga akhirnya ditangkap.

Rencananya, uang hasil menjambret tas korban, bakal dibuatnya berpesta minuman keras (miras) bersama Tersangka A Yusuf Efendi, dan teman-temannya yang lain dalam satu tongkrongan.

"Uangnya buat beli minum pak. Saya baru sekali pak," ujar Tersangka Melvin seraya menundukkan kepala meratapai kedua pergelangan tangannya yang diborgol.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pengakuan Jambret yang Bikin Mahasiswi UINSA Tewas Kecelakaan saat Kejar Pelaku, Ambil Uang Rp63.000

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas