5 Fakta Penting Ibu dan Bayi Ditemukan Tewas Mengenaskan di Bengkulu, Ada Pesan Soal Kematian
Terungkap ada pesan kematian sebelum ibu dan anak ditemukan tewas mengenaskan di Kepahiang, Bengkulu.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Sejumlah fakta terungkap terkait kasus ibu dan anak tewas mengenaskan di Desa Talang Tige Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang Bengkulu.
Lia Anggraini (36) dan anaknya Jibril (5 bulan) ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di dalam rumahnya Kamis (11/7/2024) sekira pukul 14.00 WIB.
Hingga saat ini penyebab hingga motif di balik tewasnya ibu dan anak tersebut masih menjadi misteri.
Sejumlah fakta pun terungkap setelah polisi melakukan olah tempat kejadian dan pemeriksaan terhadap 8 saksi, termasuk suami korban.
Berikut 5 fakta penting terkait tewasnya ibu dan anak di Bengkulu:
1. Hasil Olah TKP Ditemukan Ceceran Darah Hingga Pohon
Berdasarkan Olah TKP yang dilakukan kepolisian, ditemukan ceceran darah di sekitar lokasi yang diduga semuanya dari sang ibu yakni Lia Anggraini (36).
Baca juga: Penyebab Tewasnya Ibu dan Bayi di Bengkulu Belum Terungkap, Uang Puluhan Juta Hilang
Korban Lia mengalami sejumlah luka di tubuhnya mulai dari putusnya urat nadi, luka diperut, luka ditangan dan luka di kaki kiri.
Luka-luka itu disebabkan senjata tajam (sajam).
Diduga korban Lia meninggal dunia akibat lemas karena kehabisan darah.
Saat ditemukan, kondisi tubuh korban telah kaku.
Bahkan ada telur lalat disejumlah bagian tubuhnya.
Baca juga: Ibu dan Bayi Tewas Mengenaskan di Bengkulu, Penyebab Kematian Masih Misteri, Banyak yang Janggal
Diperkirakan korban ini telah lama tewas dengan perkiraan lebih dari empat jam sebelum ditemukan.
Darah milik korban Lia yang berceceran.
Bahkan dilihat dari jejak darah, kemungkinan korban Lia ini sempat berupaya menaiki pohon setinggi 4 meter lebih di belakang rumahnya sebelum akhirnya kembali turun.
Belum diketahui tujuannya memanjat pohon tersebut. Dari pohon tersebut banyak ceceran darah korban yang ditemukan.
2. Korban Bayi Terbelah Jadi Dua Bagian
Untuk korba bayi bernama Jibril (5 bulan), meninggal dunia akibat terbelah menjadi dua bagian.
Dari tubuh bayi itu terdapat bekas bacokan sajam jenis parang yang berulang kali hingga akhirnya terputus.
Hal ini terlihat dari adanya lebam yang ada di tubuh bayi malang itu sehingga dapat disimpulkan bayi itu berulang kali dibacok hingga tewas dengan kondisi mengenaskan.
3. Uang Rp 13 Juta Hilang
Berdasarkan informasi ada barang yang hilang dari rumah korban yakni uang tunai sebesar Rp 13 juta lebih.
Namun, hal tersebut belum diketahui kebenarannya.
Untuk barang bukti yang didapat di lokasi kejadian hanya senjata tajam jenis parang. Sedangkan untuk pisau masih akan dipastikan terlebih dahulu.
4. Jenazah Pertama Kali Ditemukan Suami
Jenazah ibu dan anak tersebut pertama kali ditemukan suaminya sepulang dari pasar membeli bakso, Kamis (11/7/2024) sekira pukul 14.00 WIB.
Suaminya melihat rumahnya terkunci dari dalam.
Selanjutnya ia melihat dari balik jendela bahwa anaknya sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan berlumuran darah.
Sang suami kemudian berteriak meminta pertolongan warga sekitar.
Warga yang datang langsung mendobrak pintu samping rumah dan menemukan kedua korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Atas kejadian tersebut pihak desa melaporkan kepada Polsek Bermani Ilir.
5. Sempat Kirim Pesan Soal Kematian Via WhatsApp
Baru-baru ini beredar isi pesan Whatsapp yang dikirim korban kepada suaminya Andi.
Pesan itu sudah cukup lama yakni pada 11 Juni 2024 lalu.
Dalam pesan tersebut, korban Lia menyampaikan permintaan maaf dan berpamitan.
Adapun pesannya itu seperti ini "Maafkan aku harus jauh, Kalau ku mati jenazah ku bawah balik ke Rati, Aku minta maaf semuanya,”
Dimana diduga pesan itu ada sangkut pautnya dengan penyebab kematian korban beserta anaknya.
Namun hal itu masih akan didalami lebih lanjut oleh Sat Reskrim Polres Kepahiang.
Khususnya soal dugaan sang ibu membunuh anaknya sendiri kemudian bunuh diri.
Kasat Reskrim Polres Kepahiang, AKP Sujud Alif Yulamlam mengatakan, terkait kebenaran adanya keterkaitan atau tidaknya pesan tersebut akan di dalami terlebih dahulu.
Terutama dengan memintai keterangan dari suami korban.
Namun karena sekarang suasana masih berduka, pihaknya akan memintai keterangan secara bertahap.
"Nanti kita pastikan ada atau tidaknya keterkaitan pesan tersebut dengan kasus ini, masih kita dalami," ungkap Kasat.
Termasuk keterangan sang suami yang menyebut korban diduga mengidap depresi. Bahkan korban sempat hendak diruqyah.
Kasat menyebut sejauh ini sudah ada 8 orang saksi yang dimintai keterangan. Mulai dari suami korban hingga warga sekitar rumahnya.
Untuk pengungkapan kasus ini, Sat Reskrim Polres Kepahiang bakal melibatkan beberapa tim ahli. Tujuannya untuk membuat kasus tewasnya ibu dan anak itu terang benderang motif atau penyebabnya.
"Sejauh ini sudah 8 saksi, nanti kita akan libatkan beberapa ahli juga," tutup Kasat.
(Tribunbengkulu.com/ M Rizki Wahyudi)