Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Miris Firdaus, Pakai Sendal Jepit Lusuh Hari Pertama Masuk SD di Mamuju Tengah Sulbar

Kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh harian dan jual sayuran yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-sehari.

Editor: Erik S
zoom-in Nasib Miris Firdaus, Pakai Sendal Jepit Lusuh Hari Pertama Masuk SD di Mamuju Tengah Sulbar
Rudi
Siswa SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mateng, Sulawesi Barat (Sulbar), Muhammad Firdaus (7) duduk di depan kelas, tidak memakai sepatu ke di hari pertama masuk sekolah. 

TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU -  Keterbatasan ekonomi orangtua tidak membuat semangat Muhammad Firdaus (7) kendor bersekolah.

Firdaus adalah siswa baru SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar).

Di hari pertama ke sekolah, Firdaus menggunakan sandal jepit lusuh ke sekolah.

Baca juga: 100 Twibbon Back to School 2024 untuk Sambut Minggu Pertama Masuk Sekolah

Firdaus butuh sepatu sekolah, namun orangtuanya belum sanggup membelikan sepatu baru untuk anaknya yang baru pertamakali masuk sekolah.

Selain tak sanggup membeli sepatu, pakaian seragam sekolah Firdaus juga masih dicicil oleh orangtuanya.

Kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh harian dan jual sayuran yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-sehari.

Keterbatasan ekonomi sehingga Firdaus bersekolah dengan kondisi yang sangat memperihatinkan.

Berita Rekomendasi

"Hari pertama masuk sekolah Firdaus tidak pakai sepatu karena belum ada uang untuk beli, itupun seragam sekolah dan pramuka masih dicicil," kata Rudi kakak dari Firdaus, kepada Tribun-Sulbar.com, Senin (15/7/2024).

Rudi mengaku, ibunya hanya keliling jualan sayur setiap hari dengan menggunakan sepeda, sedangkan bapaknya hanya bekerja buruh harian dan juga garap sawah orang lain.

Selama ini kata dia, keluarganya jarang sekali mendapat bantuan dari pemerintah kabupaten atau provinsi untuk membantu kebutuhan sekolah maupun bantuan sosial lainya.

"itupun kalau ada ya ditunggu informasi dari desa biasa, tapi sudah lama sekali kami tidak dapat bantuan," ujarnya.

Lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari Rudi hanya menunggu panggilan dari orang lain agar dia bekerja seagai buruh harian bersama ayahanya.

Dia juga sedang berusaha agar adiknya Firdaus bisa membeli sepatu agar tetap semangat belajar.

Baca juga: Passing Grade SKD Sekolah Kedinasan 2024 dan Jumlah Soal

"Semoga ada rejeki supaya bisa saya belikan sepatu untuk adik saya, agar dia semakin semangat belajarnya," bebernya.

Halaman
123
Sumber: Tribun sulbar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas