3 Tabiat Meita Irianty: Aniaya Bayi, Tak Ucapkan Maaf dan Perlakukan Guru Seperti ART
Meita Irianty ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan balita. Saat konferensi pers, Meita tak ucapkan maaf ke keluarga korban.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Ketika wartawan memintanya meminta maaf ke orang tua korban, Meita Irianty masih bungkam.
Sebelumnya, guru daycare yang bernama Ririn (nama samaran) mengaku selama bekerja hanya mendapat gaji Rp250 ribu per minggu.
Menurutnya, gaji yang didapatkan terlalu rendah lantaran beban pekerjaan sangat banyak.
Selain diberi tugas mengasuh dan menjaga anak-anak, Ririn sering diminta menjadi asisten rumah tangga (ART).
Baca juga: Temukan Unsur Pidana, Polisi Tingkatkan Kasus Kematian Wanita Diduga Akibat Sedot Lemak di Depok
“Ke guru-guru, ya kami diperlakukan selayaknya pembantu sih ya. Kenapa kami bilangnya selayaknya diperlakukan pembantu, karena tidak sesuai dengan jobdesk kami.”
“Pada saat interview kerja, jobdesk kami sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART dia pribadi. Tapi, kami dilingkupi ART pribadinya dan ART di sekolah,” ujarnya.
Fakta Wensen School
Wensen School Indonesia yang membuka kelas TK, PAUD, hingga daycare tutup setelah kasus penganiayaan balita viral di media sosial.
Dalam akun Instagram @wensenschoolindonesia terlihat sejumlah kegiatan yang baru dilakukan seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hingga Fun Cooking.
Wensen School Indonesia memiliki 53 ribu pengikut di Instagram.
Pekerja bengkel yang berada di samping Wensen School Indonesia, Slamet, mengaku masih melihat aktivitas belajar pada Selasa (30/7/2024).
Namun, pada Rabu pagi tak ada aktivitas sama sekali dan ia baru mengetahui adanya kasus penganiayaan balita.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Balita di Daycare Depok, KemenPPPA Pastikan Anak Korban Dapat Perlindungan
Menurut Slamet, jasa daycare yang ada di Wensen School baru dibuka 6 bulan lalu.
"Baru sekira 6 bulan beroperasi, anak-anak yang dititipkan di sini sekira 8 orang," terangnya, Rabu, dikutip dari TribunJakarta.com.
Slamet sering mendengar suara tangisan balita dan bayi dalam 3 bulan terakhir.