Hadiri Rembuk Pemuda Jawa Timur, Emil Dardak Ajak Anak Muda Terlibat Aktif Dialektika Politik
Dalam kegiatan ini, Emil Dardak turut menyerukan kepada anak muda agar bisa menjadi pemimpin masa depan yang bisa berpikir jangka panjang, serta punya
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengingatkan agar anak muda tidak menjadi silent majority atau populasi mayoritas dalam politik.
Menurutnya, anak muda perlu terlibat dalam dialektika dan mengambil banyak peran dalam setiap kondisi yang terjadi.
Hal ini disampaikan Emil Dardak saat menghadiri kegiatan Youth Conference Rembuk Pemuda Jawa Timur 2024 bertema ‘Mewujudkan Kepemimpinan Transformasional: Menuju Masa Depan Berkelanjutan’ di Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, sebagaimana keterangan pers, Kamis (1/8/2024).
“Saya berharap anak muda tidak hanya menjadi silent majority. Sebaliknya, anak-anak muda harus terlibat dalam dialektika publik dan secara konkret ikut dalam agenda pembangunan bangsa. Anak muda harus bisa mengaktivasi nation survival, semangat bersama, semangat kebangsaan, semangat kemerdekaan,” ujar Emil.
Dalam kegiatan ini, Emil Dardak turut menyerukan kepada anak muda agar bisa menjadi pemimpin masa depan yang bisa berpikir jangka panjang, serta punya mental usaha besar, punya daya tahan tinggi dan tidak mudah patah arang.
“Anak muda harus menjadi pemimpin yang baik dengan values driver, yaitu yang berpikir long term, panjang ke depan, harus memiliki mental big effort, berdaya tahan tinggi, dan tidak mudah patah arang,” tegas peraih gelar Doktor termuda di usia 22 tahun itu.
Baca juga: 7 Bulan Tak Pulang, Wanita di Bandung Ditemukan Terkubur di Perkebunan, Pelaku Orang Dekat Korban
Sementara itu, Founder Rembuk Pemuda, Aidil Pananrang mengungkap, kepemimpinan anak muda hari ini harus transformasional dan tak lagi berada pada tataran transaksional. Seorang pemimpin transformasional harus memiliki pemikiran ideal, cerdas, dan mampu membaca situasi serta kondisi.
“Kepemimpinan anak muda harus bisa bertransformasi. Ada empat dimensi pemimpin transformasional, yaitu Idealize dengan membangun pemikiran yang ideal, intellectual stimulation untuk menghasilkan solusi yang baik, Inspirational motivation, serta Individual correspondence dengan menjawab dan membaca situasi dan kondisi yang ada,” kata Aidil.
Lewat kegiatan ini, Aidil mengajak anak muda bisa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan publik, menekan ego pribadi dan mendahulukan kepentingan umum untuk bangsa dan negara. Ia mengajak para anak muda Jawa Timur bisa belajar dari sosok Emil Dardak yang memiliki banyak pencapaian dan kontribusi di usia yang masih sangat muda.
“Saya mengajak anak muda di Jawa Timur dan tentunya di seluruh Tanah Air untuk aktif berkontribusi dalam ranah publik, bukan hanya di tataran dialektika, tetapi secara konkret turut berkontribusi membangun bangsa dalam kapasitas dan area masing-masing,” ungkapnya.
Baca juga: Politik Wedangan di Solo Berlanjut, dari Prabowo-Gibran Jelang Pilpres, Kini Gusti Bhre Jadi Lakon
Koordinator Rembuk Pemuda Jawa Timur Rafly Rayhan Al Khajri dalam kesempatan yang sama mengatakan sejarah telah membuktikan peranan anak muda selalu menjadi bagian penting dari perkembangan bangsa Indonesia.
“Ide-ide cemerlang berasal dari anak muda. Saya yakin semangat 1928 masih melekat ke anak muda saat ini. Gerakan aktivisme dan akademis harus berjalan beriringan. Itulah yang diajarkan di Rembuk Pemuda. Anak muda harus selalu berpartisipasi aktif, tidak menjadi objek yang pasif,” kata Rafly.
Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai elemen organisasi anak muda di Jawa Timur, seperti BEM dari berbagai universitas di Jatim, Organisasi Kepemudaan (OKP), komunitas, serta berbagai elemen anak muda.