Generasi Muda Aceh Dukung Pengembangan Teknologi AI untuk Deteksi Penyakit Paru
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) bersama Markas Aceh itu berhasil menguatkan konsep bisnis dari 10 perusahaan lokal.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan rintisan Ludesc memenangkan Aceh Digital Innovation and Creativity Techfest (ADICT).
Ajang buatan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) bersama Markas Aceh itu berhasil menguatkan konsep bisnis dari 10 perusahaan lokal.
"Kegiatan ini sangat luar biasa. Apalagi, ini bagian dari teknologi di Aceh yang tidak begitu didukung. Tetapi, dengan adanya Amanah dan kegiatan ADICT ini, anak muda Aceh bisa terus berkembang dengan teknologinya,” kata Founder Ludesc, Cut Nanda Nurbadriani kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).
Ludesc mengungguli peserta lainnya setelah mendapatkan nilai tertinggi pada tahap Final Demo Day di Plasa Telkom, Kota Banda Aceh.
Sementara itu, untuk posisi runner-up diraih startup bernama Datahara lalu disusul oleh Pandu Cerdas di posisi ketiganya.
Penilaian pada ajang tersebut berdasarkan presentasi satu per satu peserta secara bergiliran.
Di hadapan para juri, Cut menjelaskan, Ludesc menyediakan layanan sistem digital yang bekerja dengan cara self screening untuk mendeteksi penyakit paru-paru.
Sistem tersebut dilengkapi dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang membuat hasilnya lebih cepat, mudah dan murah.
"Dengan basis AI dan telemedicine jadi dengan mudah kita bisa mendeteksi kesehatan paru-paru kita sendiri,” katanya.
Selain startup yang masuk tiga besar, ada tujuh startup dari berbagai daerah di Aceh yang lolos seleksi hingga tahap terakhir.
Mereka adalah Mugee, e-tikbroh.yak, Algae ID, Puleh, Portal Data & e-Budgeting Wisata Sabang, Virtual House, Biocircular.
Sebelumnya, mereka telah mengikuti sesi mentoring secara tatap muka, pada 20 sampai 21 Juli 2024 lalu.
Pendampingan untuk masing-masing peserta terus berlanjut secara virtual setelah kegiatan tersebut hingga mendekati final demo day.
"Seiring dengan kegiatan yang diperbanyak oleh Amanah itu akan bisa membentuk pengalaman yang lebih banyak kepada para startup founder,” ujar salah seorang juri, Qurratu Aini mengapresiasi kontribusi Amanah untuk mengembangkan startup-startup lokal.
Selain Ratu, ada dua mentor lainnya yang mendampingi para peserta yakni Muammar Khadafi dan Suhil Alfata. Melalui proses pendampingan itu, para mentor berfokus menguatkan konsep produk dan pemasaran dari masing-masing startup.
“Jadi, dari seluruh peserta kira-kira 80 persen (dari total peserta) mereka bisa mengaplikasikan masukan dari juri (saat mentoring) di hari yang sebelumnya,” tutur dia.