Korban Pembacokan di Sumut Tak Bisa Pulang karena Biaya Belum Lunas, Orangtua Minta Tolong Bobby
Keluarga AAL (16) tidak mampu melunasi biaya pengobatan Rp32 juta. Ibunda korban mengatakan hanya punya uang Rp8 juta.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Seorang siswa berinisial AAL (16) korban pembacokan hingga kini masih berada di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan. AAL tidak diperkenankan pulang karena orangtuanya belum membayar biaya pengobatan Rp32 juta.
Halimah (40) mengaku keluarganya tidak memiliki sejumlah tersebut. Halimah mengaku hanya seorang cleaning service di salah sebuah kampus negeri di Kota Medan dengan penghasilan Rp 2,7 juta perbulan.
Sudah sejak Kamis (8/8/2024) lalu, ia terus meneteskan air melihat kondisi anaknya yang terbaring di RSU Haji Medan dan tidak diperbolehkan pulang.
Baca juga: Sosok Pelaku Pembacokan di Cianjur yang Buat Ricuh Pertandingan Tarkam, Korban Alami Luka Berat
"Biaya operasi kena Rp32 juta, uang saya cuma ada Rp 8 juta sisanya nggak tahu mau bayarnya gimana," kata Halimah kepada Tribun-medan, Kamis (15/8/2024).
Ia mengatakan karena sudah kalang kabut dirinya juga terpaksa berutang kepada rentenir dan juga menggadai sejumlah barang berharga miliknya.
Namun, itu pun tidak cukup untuk melunasi biaya rumah sakit tempat anak keduanya ini di rawat.
Belum selesai masalah anaknya, sekarang, dia mengaku kebingungan karena harus bagaimana membayar uang rentenir dengan bunga yang cukup besar.
"Saya minjam uang rentenir, gadai emas saudara, sepeda motor saya gadaikan juga. Bagaimana nanti saya menebusnya, belum lagi bayar uang rentenir bunganya Rp 1 juta perbulan," sebutnya.
"Saya minjam emas keponakan untuk digadai, pinjam uang rentenir, Rp 5 juta, lalu ada sumbangan dari kawan-kawan, total yang terkumpul Rp 9 juta," sambungnya.
Dikatakannya lagi, dirinya sempat mengajukan biaya perobatan dengan menggunakan BPJS. Namun, pihak sakit menolak lantaran anaknya ini adalah korban pembacokan.
Halimah mengatakan, pihak rumah sakit sebenarnya telah mencari solusi agar anaknya bisa dibawa pulang.
Tetapi, ia tidak bisa menyanggupi solusi yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
Baca juga: Motif Pembacokan Anggota TNI di Medan, Pelaku Diduga Geng Motor yang Sedang Mabuk
"Harus ada jaminan karena saya nggak sanggup bayar. Cuma saya nggak tahu mau jaminkan apa, karena sudah nggak ada lagi apa-apa, sepeda motor sudah saya gadai," tuturnya.
Lebih lanjut, ia pun berharap agar ada yang memberikan bantuan kepadanya, agar anaknya ini bisa dibawa pulang dari rumah sakit.
"Saya bermohon minta tolong bantuan ke pak Bobby (Walikota Medan) atau entah siapa pun, minta tolong keluarkan anak saya dari rumah sakit Haji ini," pungkasnya.
Penjelasan rumah sakit
Kepala Instalasi Humas dan Pelayanan Pengaduan Rumah Sakit Haji Medan, Arfan Ansari mengatakan korban awalnya dibawa ke rumah sakit, pada Kamis (8/8/2024) silam.
Saat itu, korban mengalami luka yang cukup parah dibagian kaki kanannya dan harus dilakukan tindakan operasi, akibat luka bacokan senjata tajam.
"Pasien masuk sekira jam 08.03 WIB, dengan luka robek di kaki kanan dan dilakukanlah perawatan di UGD," kata Arfan kepada Tribun-medan, Kamis (15/8/2024).
Katanya, lantaran luka yang cukup parah pihak rumah sakit pun langsung melakukan tindakan medis.
"Dikonfirmasi ke dokter ortopedi untuk dilakukannya operasi. Karena tidak memungkinkan lagi pasien itu untuk menunggu lama," sebutnya.
Arfan mengatakan, biaya operasi dan perawatan korban mencapai puluhan juta rupiah dan tidak bisa diklaim BPJS karena lukanya akibat pembacokan.
"Biayanya kena Rp 32 juta. Ada dikasih panjar oleh keluarga atau bayar di depan Rp 8 juta, jadi sisanya sekitar Rp 24 juta," ujarnya.
Kemudian, katanya pihak rumah sakit telah mencarikan solusi kepada keluarga pasien tersebut, agar bisa membayar sisa uang tagihan biaya operasi dengan cara mencicil.
Namun, pihak keluarga tidak bisa memberikan jaminan apapun ke rumah sakit dan tetap ngotot agar anaknya dikeluarkan dari rumah sakit.
"Kita sudah mencoba konfirmasi ke keluarga untuk mediasi, tentang sisa pembayarannya. Seperti apa jaminannya, untuk yang sisa ini tadi," ucapnya.
"Karena sudah SOP dari rumah sakit wajib ada jaminan, supaya ada perjanjian dia membayar untuk berkalanya ke depan," sambungnya.
Arfan menyampaikan, namun sampai saat ini belum ditemukan titik terang antara pihak keluarga dan rumah sakit.
Sehingga, pasien korban pembacokan itu sampai saat ini masih ditahan sampai pihak keluarga melunasi sisa biaya operasi.
"Kondisi pasien sekarang walaupun belum sanggup bayar sisanya, kita tetap lakukan perawatan seperti ganti perbannya, memberi makan, dan yang lain-lain,"
"Untuk biaya itu semua, kita tidak masukkan ke tagihan lagi. Karena sudah kita kunci tagihannya itu Rp 32 juta," pungkasnya
Penulis: Alfiansyah
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Ibu Korban Pembacokan di Deli Serdang Tak Mampu Bayar Biaya Pengobatan, Anak Tak Bisa Keluar RS
dan
Remaja Korban Pembacokan di Deli Serdang Tak Bisa Pulang karena Kendala Biaya, Begini Kata Pihak RS
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.