Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Chattra dari Theodore van Erp hingga Versi Pak Werdi Candirejo

Kisah Borobudur masa modern dimulai saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles pada 1814 berkunjung ke Semarang.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Kisah Chattra dari Theodore van Erp hingga Versi Pak Werdi Candirejo
TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGA
Penampakan Candi Borobudur dan stupa induk dari Taman Lumbini pada Kamis 5 September 2024. Stupa induk yang selama 113 tahun berbentuk polos, ada kemungkinan besar akan dipasangi chattra atau simbol payung pengayoman dalam khazanah Budhist. 

Minatnya yang besar terhadap sejarah dan arkeologi Indonesia, membuat van Erp dipercaya menangani penyelamatan banyak candi-candi kkuno yang ditemukan di seputar Jawa Tengah.

Sebuah resume buku hasl kajian Salim Lee dan komunitas Bumi Borobudur 2024 menceritakan kesalahan van Erp terkait stupa dan chattra ini.

Ketika pemugaran Borobudur antara 1907-1911 inilah van Erp dan anak buahnya menemukan fragmen-fragmen batu yang kelak dipercaya bagian chattra Borobudur.

Van Erp menduga itulah kepingan batu ornamen payung yang biasanya berada diujung tonggak (yasti) stupa-stupa tertentu.

Berdasarkan pemikiran dan dugaan seperti itu, van Erp membuat suatu gambar kerja konsep chattra.

Tetapi karena ada keraguan, van Erp menandai gambar bagian atas stupa utama dengan arsiran yang berbeda dengan bagian bawah badan stupa yang pasti.

Rekonstruksi lalu dilakukan menggunakan bahan-bahan batu baru yang dibuat sesuai gambar kerja chattra versi van Erp.

Berita Rekomendasi

Setelah selesai, chattra terpasang di akhir bulan Oktober 1911, saat restorasi Candi Borobudur diharapkan selesai dan diserah-terimakan.

Tapi kemudian asisten van Erp, Jean Jacques de Vink melaporkan di sisi timur dasar bukit candi, mereka menemukan fondasi persegi panjang dari batu bata merah.

Lokasinya sekitar 60 cm di bawah permukaan tanah, yang di tengah-tengahnya, berjajar, terdapat tiga lobang, dikelilingi oleh batu bata.

De Vink ternyata menemukan tempat pemakaman di kawasan candi dan guci-guci yang ada di dalamnya itu itu adalah guci-guci pemakaman, berisi abu tiga orang yang dimakamkan di sana.

Informasi dari de Vink ini tercatat dalam Notulen Bataviaasch Genootshap yang tertulis pada awal tahun 1912, halaman 23-26.(NJ Krom, 1927:12)

Tim BRIN pada Kamis (5/9/2024) tampak mengukur chattra hasil rekonstruksi Theodore van Erp yang dilanjutkan penyusunan ulang oleh Balai Konservasi Borobudur sejak 1995. Chattra itu kini ditempatkan di halaman Balai Konservasi Borobudur atau kini Bernama Museum Cagar Budaya Borobudur.
Tim BRIN pada Kamis (5/9/2024) tampak mengukur chattra hasil rekonstruksi Theodore van Erp yang dilanjutkan penyusunan ulang oleh Balai Konservasi Borobudur sejak 1995. Chattra itu kini ditempatkan di halaman Balai Konservasi Borobudur atau kini Bernama Museum Cagar Budaya Borobudur. (TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGA)

Seketika itu juga jelas bagi van Erp bahwa Candi Borobudur tidak berdiri sendiri, hampir pasti ada bangunan-bangunan penunjang lainnya dan jelas ada stupa-stupa lain di sekitarnya.

Van Erp tahu dia keliru menduga tentang keberadaan chattra di Borobudur.  Ia sekarang mengerti  keping-keping chattra yang ditemukan, jelas tidak hanya bisa berasal dari candi utama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas