Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Usut 12 Kucing Mati Mendadak di Malang, Badan Kaku Mata Melotot, Sengaja Diberi Racun Potas?

Diduga sengaja diracun potasium, 12 kucing di Kota Malang mati mendadak, gejalanya sama yakni badan kaku serta mata melotot, Polisi turun tangan.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Polisi Usut 12 Kucing Mati Mendadak di Malang, Badan Kaku Mata Melotot, Sengaja Diberi Racun Potas?
istimewa
Ilustrasi garis polisi dan kucing. Diduga sengaja diracun dengan potasium, 12 kucing di Kota Malang mati mendadak, gejalanya sama yakni badan kaku serta mata melotot, Polisi turun tangan. 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Fenomena tak biasa, kucing mati mendadak terjadi Malang, Jawa Timur.

12 kucing berjenis kucing domestik, ditemukan mati bersamaan.

Polisi turun tangan mengusut kasus 12 kucing mati mendadak tersebut.

 

12 Kucing Mati Mendadak: Badan Kaku, Mata Melotot

Misteri kematian kucing secara massal terjadi di Perumahan Pondok Cempaka Indah, Jalan Tebo Selatan Kecamatan Sukun Kota Malang.

Seorang warga, Rei menjelaskan kematian kucing massal itu terjadi di bulan Juli, dan di akhir Agustus kembali ditemukan kucing mati misterius.

"Jadi, 12 kucing itu mati bersamaan pada 27 Juli 2024. Lalu di tanggal 27 Agustus 2024, ada satu ekor kucing juga ditemukan mati," ujar Rei, Rabu (11/9/2024).

Baca juga: Jumlah Kucing Mati Mendadak di Sunter Agung Bertambah, Warga Diminta Tak Panik

BERITA TERKAIT

Ia menjelaskan, belasan kucing itu mati secara misterius dengan kondisi yang hampir sama.

"Sebelum mati, kucing-kucing itu tiba-tiba tak bergerak, kaku dan matanya melotot. Ada yang sempat ditolong oleh salah satu warga dengan dikasih susu dan kelapa, namun akhirnya juga mati dan akhirnya semuanya dikubur," tambahnya.

 

Diduga Sengaja Diracun Potasium

Belum diketahui penyebab kematian kucing-kucing di perumahan itu.

Namun diduga karena diracun oleh orang tidak bertanggung jawab.

Melihat dari kondisi kucing itu mati, Rei menduga karena diracun. Namun, ia tidak tahu siapa pelakunya.

"Sepertinya karena diracun, ada yang bilang karena diracun potas. Tapi pastinya, saya juga belum tahu," jujurnya.

Hingga kini, pelaku yang telah meracuni kucing-kucing tersebut masih belum diketahui.

"Setahu saya, selama ini warga di sini tidak pernah mempermasalahkan keberadaan kucing-kucing yang berkeliaran. Mangkanya, masih belum tahu siapa pelakunya," tambahnya.

 

Polisi Ikut Usut

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto menuturkan bahwa telah berkoordinasi dengan Polsek Sukun untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Terkait hal itu, kami akan segera berkoordinasi dengan Polsek Sukun," pungkasnya.

 

Fakta Racun Potasium

Dilansir laman resmi CDC, potasium Sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia sangat beracun yang mengandung zat asfiksia. Saat zat itu masuk ke tubuh, kemampuan tubuh mengolah oksigen akan terganggu dan berakibat fatal.

Potasium sianida atau Kalium sianida berbentuk butiran padat menyerupai kristal.

Gas hidrogen sianida yang dilepaskan potasium sianida memiliki bau mirip almond pait yang khas. Beberapa orang ada yang menggambarkan baunya sepertu sepatu tua yang apek, tapi ada juga yang tidak dapat mendeteksi aromanya.

 

Kasus Serupa, 22 Kucing Mati Misterius di Tanjung Priok: Kejang-kejang dan Keluarkan Air Seni

Sebanyak 21 kucing mati mendadak di wilayah RW 05, Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ketua RW 05 Sunter Agung, Nurus Shobah menyebut fenomena misterius tersebut sudah terjadi hampir dua pekan belakangan.

"Ada kurang lebih mati mendadak secara berkala 10 harian," ujar Nurus, Rabu(12/7).

Baca juga: Sosok NY, Bapak Kos Pemakan 10 Kucing di Semarang, Sering Buat Onar, Mengaku Imam Mahdi

Kucing yang mati tersebut kata Nurus tersebar di beberapa wilayah, yakni RT 012, RT 015, RT 011, RT 001, dan RT 006. Nurus merinci, dari jumlah tersebut sebanyak 12 ekor kucing yang mati terdapat di RT 012, 4 ekor mati di RT 001, 3 ekor mati di RT 011, 1 ekor di RT 015, dan 1 ekor mati di RT 006.

Gejala yang dialami kucing-kucing yang mati tersebut kata Nurus juga sama yakni mengalami kejang-kejang dan mengeluarkan air seni. Banyak warga menduga puluhan kucing yang mati tersebut diracun orang.

"Dugaan yang punya kucing, kucingnya diracun, tapi enggak tahu sumber racunnya darimana," ujar Nurus.

Nurus menyebut kucing yang mati bertambah lagi kemarin.

Kucing yang mati tersebut ditemukan seusai petugas dari KPKP mengambil sampel dari 21 kucing yang mati misterius sebelumnya.

"Jadi sekarang ada 22 kucing setelah pagi petugas ambil sampel sorenya ada lagi yang mati," ujar Nurus.

Kepala Dinas (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati menuturkan, petugas Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Utara telah melaksanakan investigasi terkait laporan tersebut bersama ketua RW setempat. Berdasarkan informasi lapangan ada 21 ekor kucing mati semenjak tanggal 6 Juli 2023.

Puluhan kucing menunjukan gejala kejang dan mengeluarkan air seni sebelum mati.

"Pada saat dilakukan investigasi masih ditemukan 1 ekor kucing yang mati," ujar Suharini.

 

Sampel Kucing Mati Dibawa ke Laboratorium

Selanjutnya, petugas membawa sampel kucing mati untuk dilakukan nekropsi dan pemeriksaan patologi di laboratorium Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan agar mendapatkan diagnosa penyebab kematian kucing kucing tersebut.

"Nanti kalau sudah ada hasil akan kami sampaikan juga," terang dia. Informasi terkait fenomena kucing mati mendadak ini pertama diunggah akun instagram @seputarsunter.

Ia pun menyebut, pemeriksaan laboratorium terhadap sampel kucing mati yang dilakukan Dinas KPKP DKI memakan waktu kurang lebih tiga hari.

Eli pun meminta masyarakat tak khawatir dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium yang kini tengah dilakukan.

“Mudah-mudahan dua hari ke depan (sudah keluar hasilnya). Hari Kamis atau Jumat,” ujarnya.

Baca juga: Komisi III DPR Minta Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Penembak Kucing di Semarang

Kapolsek Tanjung Priok Kompol Nazirwan menyebut pihaknya sudah menerima laporan dari warga-warga yang kucingnya mati secara misterius.

Polisi lanjut Nazirwan langsung berkoordinasi dengan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kealutan dan Pertanian(KPKP) Jakarta Utara guna melakukan penyelidikan.

"Semua masih dalam penyelidikan dan kita sudah berkoordinasi dengan Sudin KPKP," ujarnya. “Hasil lab keluar tiga hari sih biasanya. Kalau sempel kemarin diambil, segera mungkin kalau sudah ada hasilnya saya informasikan,” ucapnya. (tribun network/thf/SuryaMalang.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas