Sifat Santri yang Tewas Dianiaya di Ponpes di Sukoharjo Diungkap Guru Ngaji, Rajin Ibadah dan Taat
Sosok korban selama hidup pun diungkap oleh Slamet Widodo, guru ngaji Abdul Karim Putra Wibowo.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Santri bernama Abdul Karim Putra Wibowo (13) meninggal dunia setelah dianiaya seniornya sendiri, MG (15).
Penganiayaan tersebut terjadi di Ponpes Tahfidz Az-Zayadiyy di Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
Sosok korban selama hidup pun diungkap oleh Slamet Widodo, guru ngaji Abdul Karim.
Kepada TribunSolo.com, Slamet mengatakan bahwa korban juga merupakan teman dari anaknya, Khoirul Azzam.
"Sebelum meninggal anak saya membuka status IG-nya. Mengatakan di statusnya minta maaf kepada ibunya,"
"Yang kedua minta doa supaya bisa melewati hari-hari dia," ungkap Slamet.
Slamet mengaku mengenal dekat dengan korban karena Abdul Karim kerap berinteraksi dengannya maupun dengan putranya.
"Sebelum anak itu mondok waktu SD, nggak mondok posisi di rumah selalu berinteraksi dengan saya karena murid TPA saya. Setiap dia pulang ke rumah saya," ungkapnya.
Selama berada di Ponpes, lanjut Slamet, Karim tak pernah mengeluhkan apapun perlakuannya temannya.
"Selama di pondok ada cerita apa. Aman nggak ada masalah. Anak saya teman baik almarhum," jelasnya.
Slamet menyaksikan bahwa korban merupakan sosok yang rajin beribadah dan anak yang santun.
Baca juga: Detik-detik Tewasnya Santri di Sukoharjo karena Dianiaya Senior, Bermula dari Pelaku Cium Bau Rokok
"Anaknya baik santun rajin ke masjid. Almarhum mengajak anak saya ke masjid tiap hari,"
"Apalagi kalau pulang dari pondok dia seperti itu rutin," tuturnya.
Diketahui, pelaku yang berinisial MG (15) ini merupakan warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dan masih di bawah umur.