Menanti Janji TPNPB-OPM Bebaskan Pilot Susi Air, Tawarkan Simulasi Pembebasan, akankah Terealisasi?
Akankah kali ini TPNPB-OPM benar-benar menepati janjinya untuk membebaskan pilot Philip Mark Mehrtens?
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Lagi-lagi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengumbar janji akan membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Philip Mark Mehrtens diketahui telah disandera TPNPB-OPM sejak Februari 2023.
Sejak saat itu pula tak diketahui nasib sang pilot.
Namun di berbagai kesempatan pihak TPNPB-OPM mengaku bahwa kondisi Philip Mark Mehrtens baik-baik saja.
Mereka juga sempat beberapa kali menunjukkan foto kondisi Philip Mark Mehrtens bersama anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)--sebutan pemerintah terhadap gerakan OPM.
Selama 1,5 tahun Philip Mark Mehrtens disandera, TPNPB-OPM juga tercatat sudah beberapa kali berjanji akan membebaskan sang pilot.
Namun hingga saat ini janji-janji tersebut belum juga terealisasi.
Terkini TPNPB-OPM merilis proposal untuk pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Dalam proposal yang ditandatangani Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, disebutkan bahwa pembebasan Philip merupakan bagian dari misi kemanusiaan.
"Berdasarkan itu, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mendaftarkan nama-nama Tim Fasilitator dalam proposal ini guna menjadi perhatian oleh semua pihak dan dapat mengambil bagian," tulis proposal tersebut dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/9/2024).
"Ini adalah misi kemanusiaan yang harus dan wajib didukung oleh semua pihak, termasuk pihak-pihak yang kami tidak sebutkan nama mereka dalam proposal ini," kata Sebby Sambom.
TPNPB-OPM juga membeberkan simulasi proses pembebasan Philip.
Baca juga: Profil Egianus Kogoya, Pentolan OPM Penyandera Pilot Susi Air, Ayahnya Terlibat Penculikan 1996
Berikut selengkapnya:
- Pertama, pemerintah Selandia Baru diminta untuk menyiapkan pesawat sipil dengan rute Selandia Baru-PNG-West Papua (Jayapura) yang akan mendarat di Bandara Sentani.
Pesawat tersebut diharapkan menunggu tim dari OPM untuk menjemput Philip di Nduga, Papua. - Kedua, TPNPB-OPM meminta agar polisi dan tentara Selandia Baru ikut serta dalam mengawal proses penjemputan pilot.
Dalam hal poin 2 ini, jika tidak ada pesawat dari Selandia Baru, maka kami akan menyewa Pesawat Air Niugini dari PNG. - Ketiga, wartawan lokal, nasional, dan internasional diminta untuk menunggu di Bandara Sentani, Papua.
- Keempat, dua pesawat akan disiapkan untuk menjemput pilot, yang kemudian diterbangkan dari Jayapura menuju bandara yang disetujui oleh Egianus Kogoya dan pasukannya.
- Kelima, setelah menjemput pilot di Ndugama, pesawat akan kembali ke Bandara Sentani, Jayapura-West Papua, dan setelah tiba, langsung pindah ke pesawat asal Selandia Baru atau PNG.
Pesawat yang membawa pilot saat kembali harus melewati Papua Nugini dan melakukan konferensi pers di Jacksons International Airport di Port Moresby-PNG. - Terakhir, TPNPB-OPM menekankan bahwa pilot pesawat yang akan diterbangkan ke Nduga untuk penjemputan harus merupakan Orang Asli Papua (OAP).
Ajukan Syarat
OPM juga menyampaikan sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia dan Selandia Baru dalam proses pembebasan pilot Susi Air.
Mereka meminta tentara dan polisi Indonesia untuk berjiwa besar dan menjaga keamanan dalam proses pembebasan.
"Karena kami TPNPB juga berjiwa besar dan bersedia membebaskan pilot demi kemanusiaan," ujar Sebby.
Akankah kali ini TPNPB-OPM akan menepati janjinya untuk membebaskan pilot Philip Mark Mehrtens?
Kita tunggu saja perkembangannya.
Baca juga: Menkopolhukam Ungkap Pertemuannya dengan Tokoh Nduga Bahas Soal Pembebasan Pilot Susi Air
Butuh Waktu 2 Bulan Siapkan Proposal
Bulan Agustus lalu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan akan membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens.
Diketahui Philips Mark Mehrtens hingga kini sudah 1,7 tahun disandera terhitung sejak 7 Februari 2023 lalu.
Mengutip Kompas.com, Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengaku telah menghubungi Panglima Tertinggi TPNPB Egianus Kogoya.
Sebby meminta pertimbangan dari Egianus Kogoya terkait pembebasan Philips.
"Pada tanggal 3 Agustus 2024, saya berbicara langsung melalui video call dengan Panglima Egianus Kogoya mengenai pembebasan pilot," kata Sebby Sambom melalui pesan suara dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (3/8/2024).
Setelah memberikan masukan terkait berbagai keuntungan dan kerugian dari penyanderaan Philips, diputuskan bahwa pilot Susi Air tersebut akan dibebaskan.
"Saya sudah memberikan saran tentang untung rugi pilot ini kami tahan semuanya dan panglima dan pasukan, mereka mengerti dan menyetujui untuk bebaskan pilot. Dan mereka meminta juru bicara dengan kepala staf bisa mengeluarkan proposal untuk membebaskan pilot," ucap Sebby.
Sebby menambahkan TPNPB membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan untuk menyiapkan proposal pembebasan pilot tersebut.
Selain itu, Sebby menyampaikan pesan dari Egianus agar seluruh tokoh Papua, baik dari kalangan gereja maupun pemerintahan, dapat bersepakat mengenai pembebasan ini yang dilakukan atas dasar kemanusiaan.
Aparat pemerintahan dan militer juga diminta untuk tidak membuat ancaman.
"Jika Anda ingin berbicara dengan pilot, Anda perlu datang dan berbicara langsung dengan pasukan di lapangan," kata Sebby.
Philips Mehrtens diculik dan disandera oleh TPNPB OPM sejak 7 Februari 2023.
Dia ditawan saat pesawat Susi Air yang dipilotinya mengirim logistik di Provinsi Papua Pegunungan.
Janji-janji Bebaskan Philips
Ini bukan kali pertama OPM menyatakan akan membebaskan Philips Mark Mehrtens.
Namun nyatanya hingga kini sang pilot masih disandera.
Sebelumnya pada awal Januari 2024 lalu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom juga pernah menyampaikan hal serupa.
Sebby Sambom mengungkapkan, pimpinan TPNPB-OPM wilayah Ndugama, Egianus Kogoya siap melepaskan pilot asal Selandia Baru tersebut.
Pembebasan Philips Mark Mehrtens menyusul negosiasi tahap awal dengan delegasi Pemerintah Selandia Baru pada tanggal 5 April 2023 di Port Moresby, meskipun tidak ada tindak lanjutnya.
"Kami di Manajemen Markas TPNPB sepakat untuk melepaskan pilot Selandia Baru tersebut, karena dia adalah pilot dari negara tetangga kami, dan sebagian besar warga Australia dan Selandia Baru adalah pendukung Papua merdeka," kata Sebby Sambom secara tertulis kepada Tribun-Papua.com, Rabu (31/1/2024).
Sebby dan kolega juga menyayangkan sikap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) lantaran tidak menindaklanjuti surat terkait perundingan yang telah dikirimkan TPNPB-OPM soal negosiasi pembebasan Kapten Philips.
"Jadi menurut kami Pemerintah Selandia Baru dan Indonesia sama-sama tidak mampu untuk berbicara dengan kami tentang pembebasan Pilot Kiwi."
"Mereka tidak memahami kemanusiaan, karena demi kemanusiaan kami harus berbicara untuk membebaskan Pilot Selandia Baru," ungkapnya.
Sebby menegaskan, penyanderaan Philips Mark Mehrtens bukan karena dianggap musuh, melainkan sebagai teman.
Kini, pilot yang sudah setahun lebih disandera itu tengah tinggal bersama pasukan TPNPB di wilayah Ndugama, Papua Pegunungan.
"Saya sudah mengirimkan pesan kepada Komandan TPNPB Wilayah Ndugama Egianus Kogoya dan pasukannya agar pilot segera kita lepas, dan audio suara sudah saya kirimkan pada tanggal 5 Juni 2023," ujarnya.
Sebelumnya, beredar foto Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens pada 25 Desember 2023 atau tepat saat perayaaan Hari Raya Natal.
Tampak Philips Mark Mehrtens bersama Egianus Kogoya yang merupakan pimpinan tertinggi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan juga sebagai penyandera.
Philips dalam foto tersebut terlihat sudah berambut panjang.
Terakhir kali dokumentasi keberadaan pilot berkewarganegaraan Selanda Baru tersebut, muncul pada akhir Mei 2023.
Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengaku, personelnya telah menganalisis atas beredarnya foto tersebut dan dipastikan itu memang dokumentasi terbaru dari sang pilot.
"Antara waktu pengambilan foto dengan waktu unggahnya itu hanya beda 1-2 hari saja," ujarnya di Jayapura, Selasa (2/1/2024).
Mengenai lokasi pengambilan foto pun telah diketahui.
"Foto itu sekitar-sekitar itu juga, di daerah Yuguru," ujarnya.
Sebagai informasi, penyanderaan Kapten Philip terjadi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga terjadi sejak 7 Februari 2023.
Awal Mula Penyanderaan Philips
Berikut perjalanan kasus penyanderaan Philip Mark Mehrtens oleh KKB:
Penyanderaan pilot Susi Air bermula saat pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023).
Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI J.O Sembiring, membenarkan pesawat Susi Air dibakar.
Menurutnya, pesawat Susi Air di Nduga diduga dibakar KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Benar pesawat Susi Air sudah dibakar."
"Pelaku pembakaran diduga kuat adalah Kelompok Separatis Teroris pimpinan Egianus Kogoya," ujarnya, Selasa, dikutip dari Tribun-Papua.com.
Keberadaan Captain Philip Mark Mehrtens tidak diketahui terhitung sejak 7 Februari 2023 pasca-pembakaran pesawat Susi Air di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga.
Sampai saat ini pilot Susi Air asal Selandia Baru itu masih dijadikan sandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Upaya penyelamatan terus diupayakan TNI untuk pembebasan melalui pendekatan dialog melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Pemerintah Kabupaten Nduga.
Pada November 2023 lalu, KKB Papua kembali mengancam bakal menembak pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens.
Ancaman ini disampaikan oleh pimpinan KKB Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya dalam sebuah video berdurasi 48 detik.
Dalam video tersebut, Egianus menegaskan memberikan waktu dua bulan kepada pemerintah Indonesia untuk bernegosiasi.
Namun, jika pemerintah Indonesia tidak menggubris negosiasi tersebut, Egianus dan anak buahnya tidak segan untuk menembak Kapten Philips.
"Jika Indonesia dan negara tidak bicara untuk Papua, saya kasih waktu dua bulan, kalau tidak saya akan tembak. Saya hanya kasih waktu dua bulan," tuturnya dalam video tersebut.
Egianus juga meminta kepada dunia internasional mendesak pemerintah Indonesia agar bertanggung jawab ketika akhirnya Kapten Philips ditembak.
"Negara semua tuding Indonesia, kalau tidak saya akan tembak," ujarnya.
Egianus pun turut menuntut agar Indonesia mengaku kemerdekaan Papua Barat.
Hanya saja, jika tuntutan tersebut tidak dituruti, maka Philips akan ditembak.
"Kalau tentara dan Indonesia tidak mengakui kemerdekaan kami, maka saya akan kasih tembak," tuturnya.
Ancaman serupa juga pernah disampaikan KKB pada 26 Mei 2023 lalu.
Hal tersebut diketahui dari video yang diterima media asal Inggris, Reuters.
Dalam video tersebut, terlihat Mehrtens begitu kurus sembari memegang bendera Bintang Kejora yang merupakan simbol dari Kemerdekaan Papua.
Selain itu, Philips Mehrtens juga dikelilingi oleh anggota KKB yang menurut seorang analis tengah membawa senjata serbu yang diproduksi di Indonesia.
Mehrtens terlihat berbicara di depan kamera dan mengatakan bahwa KKB ingin negara-negara selain Indonesia untuk berdialog terkait kemerdekaan Papua.
Sumber: (Tribun-Papua.com) (Kompas.com) (Tribunnews)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul 19 Bulan Menyandera, TPNPB-OPM Ajukan Tawaran Mengejutkan untuk Bebaskan Pilot Susi Air