Siswa SMP di Deli Serdang Tewas Diduga akibat Dihukum Guru Squat Jump 100 Kali, Pelaku Dinonaktifkan
Siswa SMP di Deli Serdang tewas setelah diduga dihukum gurunya melakukan squat jump sebanyak 100 kali. Kini, guru tersebut telah dinonaktifkan.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Siswa SMP Negeri I STM Hilir, Rindu Syahputra Sinaga (14), tewas diduga akibat disuruh squat jump atau lompat jongkok sebanyak 100 kali oleh gurunya.
Dikutip dari Tribun Medan, Rindu tewas pada Kamis (26/9/2024) atau tujuh hari setelah mendapat hukuman dari gurunya bernama Seli Winda Hutapea.
Menurut penuturan ibu korban, Yuliana Padang, Rindu dihukum oleh Seli lantaran tidak bisa menghafal apa yang disuruh oleh gurunya.
Yuliana menyebut anaknya mulai kesakitan di bagian kakinya saat sampai di rumahnya.
Namun, sambungnya, kondisi Rindu tidak kunjung membaik dan justru mengalami demam tinggi pada Jumat (20/9/2024) atau sehari setelah mengalami hukuman tersebut.
"Hari Kamis dihukum guru dia mengeluh kakinya sakit. Hari Jumat dia demam panas tinggi, baru hari Sabtu dia gak sekolah lagi karena kesakitan.
"Saya bawa dia berobat, tapi tidak sembuh juga, dia terus mengeluh kesakitan 'mak sakit kurasa kakiku ini mak',"kata Yuliana menirukan ucapan anaknya, Jumat (27/9/2024).
Yuliana mengungkapkan kondisi paha sang anak membengkak dan membiru.
Akibat tak kunjung pulih, Yuliana mengungkapkan dirinya meminta izin langsung ke sekolah agar Rindu tidak masuk sekolah pada Selasa (24/9/2024).
Baca juga: Orang Tua Pelaku Bunuh Siswi SMP Palembang Tolak Minta Maaf, Merasa Tak Salah, IS Siap Sumpah Pocong
Keesokan harinya, Rindu pun dibawa ke klinik dan ternyata sudah tidak mampu untuk menangani korban sehingga dirujuk ke RS Sembiring, Delitua.
Nahas, pada Kamis pagi, korban pun dinyatakan meninggal dunia.
"Rabu anak saya ngedrop, saya bawa ke klinik lagi. Rupanya klinik merujuk ke RS Sembiring, Delitua. Hari kamis pagi setengah 7 kurang anak saya sudah tidak ada lagi, meninggal dunia," ujar Yuliana.
Korban Minta kepada Ibu agar Pelaku Dipenjara
Sebelum meninggal dunia, Yuliana menyebut sang anak sempat meminta agar guru yang diduga menghukumnya tersebut dipenjara.
Rindu, kata Yuliana, meminta hal tersebut lantaran tak ingin siswa lainnya bernasib sama dengannya.
"Mak, kaki ku sakit sekali, mak. Penjarakan lah guru itu mak, biar dia jangan biasa begitu,"kata Yuliana menirukan ucapan anaknya, Jumat (27/9/2024).
Beberapa jam setelah anaknya meninggal, Yuliana langsung mendatangi Polsek Talun Kenas yang berjarak kurang lebih sekitar 3 kilometer dari rumahnya untuk membuat laporan.
Namun, laporan itu gagal dibuat karena Yuliana tidak bersedia jasad anaknya dibongkar guna proses autopsi.
Lantas, ia malah disuruh membuat pernyataan tidak bersedia diautopsi.
Baca juga: Pelajar SMP di Tasikmalaya Tewas Dianiaya karena Knalpot Brong, Polisi Tetapkan 9 Tersangka
Surat itu pun akhirnya disetujui dan ditandatangani Yuliana akibat dirinya tidak paham mengenai proses hukum yang harus dilakukan.
Di sisi lain, jenazah korban sudah dimakamkan tak jauh dari rumahnya di pemakaman keluarga di Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang pada Jumat (27/9/2024) siang.
Meski sempat tak jadi buat laporan dan menandatangani surat pernyataan tidak autopsi, ia tetap akan membuat laporan lagi.
Ia tak ikhlas kepergian anaknya akibat dugaan dihukum squat jump 100 kali oleh gurunya.
"Di Polsek Talun Kenas, mereka meminta saya tanda tangan bahwa saya mundur dari laporan ini. Saya tanda tangani karena saya tidak mengerti hukum," tuturnya.
Terduga Pelaku Dinonaktifkan
Buntut dari kasus ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang menonaktifkan Seli yang diduga menghukum Rindu untuk melakukan squat jump 100 kali.
Kabar ini disampaikan oleh Pj. Sekda Deli Serdang, Citra Efendy Capah.
"Jadi Dinas Pendidikan sudah menonaktfikan oknum gurunya. Sudah diganti dengan guru agama yang baru sambil menunggu proses lebih lanjut," ujarnya pada Jumat.
Citra berharap agar kejadian serupa tidak lagi terulang. Dia meminta jika memang guru akan melakukan pembinaan terhadap siswa, maka dilakukan dengan manusiawi.
"Perlu jajaran dinas untuk memonitor para guru untuk ngawasi dan melakukan pembinaan supaya jangan terjadi lagi tindakan ekstrim. Zaman dulu mungkin biasa seperti itu tapi kalau sekarang kan nggak ada lagi (yang bersifat kekerasan)," kata Citra.
Citra menyebut pihak Dinas Pendidikan sudah turun ke rumah duka. Termasuk untuk yang terbaru telah memerintahkan Kadis Pendidikan, Yudi Hilmawan juga untuk ikut turun.
"Kalau kepala sekolahnya sudah dipanggil sama dinas itu," kata Citra.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Medan dengan judul "BREAKING NEWS: Pelajar SMP di Deliserdang Tewas Diduga setelah Dihukum Bu Guru Squat Jump 100 Kali"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Fredy Santoso)