Fakta Baru Pelecehan Seksual di SMAN 3 Pekalongan, Sudah Dilakukan Belasan Tahun Lalu
Seorang guru Bimbingan Konseling (BK) lakukan pelecehan seksual terhadap para muridnya di SMAN 3 Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru Bimbingan Konseling (BK) melakukan pelecehan seksual terhadap para muridnya di SMAN 3 Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Kepala SMAN 3 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon pun memberikan surat peringatan (SP) 1 kepada terduga pelaku yang berinisial CS.
"Yang jelas proses kedinasan masih berlangsung, kepala sekolah hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan SP1, SP2 ada cabang dinas (cabdin) pendidikan provinsi, dan SP3 ada di gubernur," ujar Yulianto.
Kasus pelecehan ini mencuat ke publik setelah ratusan siswa SMAN 3 Kota Pekalongan gelar demo terkait guru BK yang diduga melakukan pelecehan seksual secara verbal di halaman sekolah, Rabu (2/10/2024).
Aksi tersebut digelar untuk mendukung dan mendampingi para korban, bahkan para pelajar yang menggelar aksi ini meminta untuk kasus tersebut diusut tuntas.
Yulianto menuturkan, ia melakukan tindakan sesuai dengan kedinasan terhadap terduga pelaku.
Pihaknya juga telah melaporkan hal tersebut ke cabang dinas (Cabdin) Pendidikan.
Ia juga mengaku bahwa baru mengetahui kasus pelecehan seksual ini seminggu yang lalu.
Padahal, ada laporan dari orang tua sejak 2010 lalu.
"Kami lakukan sesuai aturan kedinasan, karena pelaku PNS. Saya baru tau seminggu yang lalu, walaupun itu laporan dari orang tua dan siswa sudah berjalan dari 2010, dan saya saja baru tahu seminggu yang lalu," kata Yulianto.
Mengutip TribunJateng.com, guru BK tersebut melakukan pelecehan seksual secara verbal.
Baca juga: Aktivis Muda Minta Oknum Guru Terduga Pelaku Pelecehan Seksual ke Siswi SMA di Pekalongan Ditindak
"Guru tersebut mengakui bahwa sudah terlalu jauh mengintrogasi. Guru itu cuma ingin tanya terkait pergaulan bebas. Cuman, kadang tanyanya terlalu menjurus. Jadi, intinya menyinggung perasaan anak, lalu melapor ke orang tua, dan orang tua ikut tersinggung," jelasnya.
Yulianto menuturkan, pihaknya juga sudah memberikan fasilitas berupa mediasi antara siswa dan guru yang bersangkutan.
"Saya pikir kemarin sudah selesai karena sudah saling memaafkan," ucapnya.