Turunkan Angka Stunting di NTT, Ibu Hamil di Manggarai Barat Dapat Pendampingan
Dinas Kesehatan Manggarai Barat membuat program pelatihan pengelolaan kasus Pendampingan Ibu Hamil Berisiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Kesehatan Manggarai Barat membuat program pelatihan pengelolaan kasus Pendampingan Ibu Hamil Berisiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Anak Berisiko Stunting.
Pelatihan ini untuk memperkuat strategi pencegahan stunting di wilayah tersebut, yang menjadi prioritas utama pemerintah dan berbagai organisasi kesehatan.
"Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai sektor," ujar Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, Adrianus Ojo, melalui keterangan tertulis, Jumat (4/10/2024).
Adrianus mengatakan pihaknya menggandeng 1000 Days Fund bersama Yayasan Life After Mine (LINE).
Dalam pelatihan yang berlangsung pada 24 September 2024, sebanyak 20 bidan dari berbagai kecamatan di Manggarai Barat mengikuti sesi khusus untuk memperdalam pengetahuan.
Mereka diberi pembekalan menangani kasus ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
Serta mempelajari intervensi efektif yang bisa diterapkan untuk mencegah stunting sejak dini.
Para bidan ini kemudian akan melatih kader Posyandu di wilayah masing-masing, memastikan setiap ibu hamil yang berisiko mendapat perhatian dan pendampingan yang memadai.
"Harapan kami, para bidan dan kader kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan dapat menerapkan pengetahuan ini di lapangan, khususnya dalam pendampingan langsung kepada ibu hamil yang berisiko," ungkap Adrianus.
Stunting, yang disebabkan oleh gizi buruk dan kondisi kesehatan yang tidak memadai, berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Di Manggarai Barat, angka prevalensi stunting masih tergolong tinggi.
Direktur 1000 Days Fund, dr. Rindang Asmara, menyampaikan pentingnya kolaborasi ini dalam memutus siklus stunting.
"Kami berharap pelatihan ini dapat memperkuat kapasitas bidan dan kader Posyandu dalam memberikan pendampingan yang lebih tepat dan berkualitas," jelas dr. Rindang.
Berdasarkan data terakhir, BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting pada anak-anak.
Intervensi yang dimulai sejak masa kehamilan sangat penting dalam upaya menekan angka stunting.
Ketua Yayasan Life After Mine (LINE), Adri Martowardojo, menegaskan pentingnya peran berbagai pihak dalam upaya pencegahan stunting.
"Stunting adalah masalah multidimensi yang memerlukan komitmen lintas sektor. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, seperti yang kita lakukan saat ini, sangat penting," katanya.
Baca juga: Pemenuhan Nutrisi Seimbang, Zat Besi dan Vitamin C Bisa Cegah Anemia dan Stunting Anak
Program ini merupakan langkah awal dari inisiatif jangka panjang yang akan berlangsung selama satu tahun penuh.
Targetnya dampak langsung terhadap lebih dari 3.000 ibu hamil, anak balita, dan keluarga di Manggarai Barat.