Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kejinya Pembunuhan Resti Widia Mayat dalam Lemari di Jambi: Korban Dicekik, Diikat, Mulut Disumpal

Sadisnya DS habisi nyawa Resti Widia, pelaku mencekik korban, mengikat tangan dan menyumpal mulut korban pakai kain lalu jenazah disimpan di lemari.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Kejinya Pembunuhan Resti Widia Mayat dalam Lemari di Jambi: Korban Dicekik, Diikat, Mulut Disumpal
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Mayat wanita dalam lemari ditemukan di rumah indekos kawasan Kelurahan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/9) malam dan (Kanan) Foto Resti Widia (30) semasa hidup. Sadisnya DS habisi nyawa Resti Widia, pelaku mencekik korban, mengikat tangan dan menyumpal mulut korban pakai kain lalu jenazah disimpan di lemari. 

Perempuan yang jasadnya ditemukan dalam lemari itu, meninggal dunia karena leher patah dan ada benturan di kepala.

"Korban meninggal dunia karena leher patah, dan benturan di kepala," ungkapnya. 

Baca juga: Pembunuh Resti Widia Jenazah dalam Lemari di Jambi Masih Berondong Beda Usia 6 Tahun, Ini Tampangnya

Barang bukti yang diamankan polisi, yaitu satu setel pakaian milik tersangka, satu sepeda motor, dua ponsel dan sejumlah perhiasan milik korban seperti jam tangan, gelang, cincin, serta aksesori lainnya. 

Tersangka dikenakan Pasal 338 KUHPidana dan atau 365 ayat (3) KUHPidana tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan kematian diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

Sebelumnya, kasus pembunuhan di Jambi membuat geger media sosial.

Resti Widia (30), warga Kampung Nengger, Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padang Rincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam kamar indekos pada 25 September 2024. 

Tubuhnya tergeletak tak bernyawa di dalam lemari empat tingkat, tepatnya dalam posisi di atas tumpukan baju bagian bawah.

Berita Rekomendasi

 

Firasat Sang Ayah dan Adik

Setelah mendengar kabar duka terkait anaknya, Ismed Kaisar (58), ayah Resti Widia, datang ke Jambi beberapa hari lalu.

Ismed mengungkapkan sempat berfirasat tidak enak terkait anaknya.

Warga Kampung Nengger, Kecamatan Padang Rincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, itu datang ke Jambi karena mendapatkan kabar duka. 

"Sebelum anak saya meninggal dunia, sempat ada firasat, namun saya tidak hiraukan," kata Ismed di Mapolsek Jambi Selatan, 

Kata Ismed, firasat itu seminggu sebelum kejadian, seperti ada burung masuk ke kamar di rumahnya di Banten. Setelah itu, burung tersebut pergi lagi. 

"Tidak lama kemudian, saya langsung mendapatkan kabar anak saya meninggal dunia," tuturnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas