Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Motif Penembakan Siswi SMP di Semarang: Open BO, Cemburu hingga Utang

Diketahui, ada 3 motif pelaku melakukan penembakan menggunakan air soft gun kepada korban, mulai dari dugaan prostitusi online, cemburu hingga utang.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 3 Motif Penembakan Siswi SMP di Semarang: Open BO, Cemburu hingga Utang
(TribunJateng.com/ Rahdyan Trijoko Pamungkas)
Seorang saksi memperlihatkan bekas tendangan di pintu kosnya saat terjadi penembakan di kos Pusponjolo Selatan Nomor 126 Kelurahan Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis (3/10/2024). 

Senada, Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena juga mengatakan, motif tersangka melakukan penembakan lantaran cemburu terkait adanya informasi korban akan dipesan laki-laki lain.

“Mereka berdua (korban dan tersangka) juga ternyata ada hubungan asmara,” terangnya.

3. Utang Ibu Korban kepada Tersangka

Donny juga mengaku sakit hati karena utang ibu korban sekira Rp2 juta kepada dirinya tak kunjung dibayar. 

“Saya masuk ke kamar korban sebenarnya mau mengajak ngomong secara baik-baik persoalan itu, terutama soal anak saya dijual,” papar Donny.

Terkait kepemilikan senjata, tersangka mengaku air soft gun yang digunakan untuk menembak korban dibeli secara online seharga Rp4,5 juta.

Alasan dia membeli senjata itu karena untuk menembaki tikus di sekitar rumahnya.

“Belinya sudah lama hanya untuk menembaki tikus,” terang Donny.

Berita Rekomendasi

Kini, tersangka dijerat Pasal 76C junto Pasal 80 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, ancaman hukuman maksimal 3 tahun 6 bulan penjara.

Kronologi Penembakan

Saksi mata, Apriliana, menuturkan tempat kos Apriliana saat itu didatangi empat orang, terdiri atas dua perempuan dan dua laki-laki.

"Saya tidak tahu masalahnya. Cuma dia (korban) minta tolong, terus masuk kamar saya."

"Saat itu korban didatangi bapak-bapak (laki-laki paruh baya—Red)," tutur Apriliana kepada Tribun Jateng, Kamis (3/10/2024).

Apriliana mengatakan, saat itu bertanya kepada pria yang mengejar korban.

Namun, perempuan yang merupakan anak pria itu memintanya untuk tidak ikut-ikut dalam permasalahan tersebut.

"Anaknya yang perempuan bilang, ‘Tidak usah ikut-ikut, nanti Mbaknya yang kena’," tutur Apriliana.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas