Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta BEM FISIP Unair Dibekukan Buntut Karangan Bunga Satire untuk Prabowo-Gibran

5 fakta BEM Fisip Unair dibekukan buntut buat karangan bunga satire untuk Prabowo-Gibran.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Sri Juliati
zoom-in 5 Fakta BEM FISIP Unair Dibekukan Buntut Karangan Bunga Satire untuk Prabowo-Gibran
Kolase Tribunnews
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair dibekukan usai membuat karangan bunga satire untuk Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dibekukan setelah membuat karangan bunga berisi pesan satire untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

Karangan bunga tersebut berisi ucapan selamat bernada satire atas pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden. 

Pemasangan karangan bunga itu dilakukan di Taman Barat FISIP Unair pada Selasa (22/10/2024) sekira pukul 15.00 WIB. 

Namun, karangan bunga itu ditarik pada pukul 18.45 WIB karena hujan. 

Isi Karangan Bunga Satire 

Karangan bunga yang dibuat BEM FISIP Unair itu langsung menjadi sorotan warga kampus hingga sempat viral di media sosial. 

Berikut isi pesan satire dalam karangan bunga karya BEM FISIP Unair

"Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (B*j*ng*n Penghancur Demokrasi)."

Kata Presiden BEM FISIP Unair 

BERITA REKOMENDASI

Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah mengklaim pihaknya telah melakukan kajian ilmiah terlebih dahulu sebelum membuat karangan bunga berisi pesan satire tersebut. 

Baca juga: Alasan BEM FISIP Unair Pasang Karangan Bunga untuk Prabowo-Gibran: Kami Ada Kajian Ilmiahnya

Tuffahati mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai diskusi dan kajian melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis. 

Termasuk, merencanakan karya seni satire terkait dilantiknya Prabowo dan Gibran. 

"Kami sudah merencanakannya 2 pekan menjelang pelantikan presiden," ungkapnya, dikutip dari SURYA, Senin (28/10/2024). 

Awalnya, ia berharap karya seni bisa menjadi media mahasiswa untuk menyampaikan kritik secara kreatif. 


Namun, karya seni berupa karangan bunga itu justru berujung pada pembekuan BEM FISIP Unair

Dekan Enggan Komentar 

Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs Bagong Suyanto MSi enggan berkomentar banyak saat dimintai konfirmasi terkait pembekuan BEM FISIP Unair

Pertemuan antara pihak kampus dan BEM FISIP Unair bakal digelar pada Senin ini. 

"Senin besok konfirmasi dengan media setelah pertemuan dengan BEM," ungkap Bagong.

Pembekuan Dinilai Berlebihan 

Pembekuan BEM FISIP Unair menuai perhatian dari Pakar Politik Unair, Airlangga Pribadi Kusman.

Airlangga menilai respons dekanat terlalu reaktif dan berlebihan. 

"Sebetulnya langkah dekanat terlalu reaktif dan berlebihan. Karena yang dilakukan BEM FISIP adalah suara kritis terhadap keadaan yang sedang terjadi dan diekspresikan dalam bentuk satire," ucap Airlangga, Minggu (27/10/2024). 

Baca juga: Profil Prof Bagong Suyanto, Disorot usai Bekukan BEM FISIP Unair Buntut Karangan Bunga Presiden

Menurutnya, karangan bunga berisi pesan satire itu merupakan bentuk sikap kritis dan kepedulian kepada keadaan politik yang mengalami pelemahan demokrasi. 

Seharusnya, kata dia, sikap kritis dianggap sebagai bagian dari proses edukasi mahasiswa. 

"Itu juga bagian dari bagaimana memperhatikan sikap dosen mereka yang menyampaikan opini kritis. Seharusnya diapresiasi, kalau dari artikulasi atau gagasan salah. Namanya anak muda tidak perlu direpresi seperti itu," ucapnya. 

Anggota DPR RI Turut Beri Kritik

Kritik senada juga disampaikan anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP, Bonnie Triyana. 

Ia menyoroti sikap dekanat FISIP Unair yang membekukan BEM FISIP karena karangan bunga bersifat satire untuk Prabowo-Gibran. 

"Saya mempertanyakan keputusan Dekan FISIP Unair yang membekukan BEM. Ekspresi kritik mahasiswa itu disampaikan secara tertulis, tidak merusak apa pun. Mengapa Dekan jadi reaksioner?," kata Bonnie, Minggu.

Bonnie menilai, Unair sebagai lembaga pendidikan seharusnya memberi ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan kritik. 

Baca juga: BEM FISIP Unair Pasang Karangan Bunga untuk Presiden Prabowo: Apa Alasannya?

Ia lantas menyarankan pihak dekan mengundang BEM FISIP untuk berdiskusi dan mempertanggungjawabkan kritik yang disampaikan. 

"Dekan FISIP Unair jangan reaksioner. Ini berlebihan, reaksioner sekaligus insecure," terangnya. 

"Seharusnya BEM diundang untuk berdiskusi, diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan kritik mereka, bukan malah dibekukan."

Sebagian artikel ini telah tayang di SURYA dengan judul Pembekuan BEM FISIP Unair Bak Pelemahan Suara Kritis dan Demokrasi, Pakar Politik : Dekan Berlebihan, dan Sikap BEM FISIP Unair Setelah Dibekukan karena Kritik Prabowo-Gibran Melaui Karangan Bunga

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Fersianus Waku, SURYA/Arum Pusvita/Sulvi Sofiana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas