Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan BEM FISIP Unair Pasang Karangan Bunga untuk Prabowo-Gibran: Kami Ada Kajian Ilmiahnya

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dibekukan oleh pihak dekanat FISIP.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Alasan BEM FISIP Unair Pasang Karangan Bunga untuk Prabowo-Gibran: Kami Ada Kajian Ilmiahnya
Kolase Tribunnews
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair dibekukan usai membuat karangan bunga satire untuk Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dibekukan oleh pihak dekanat FISIP. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dibekukan oleh pihak dekanat FISIP.

BEM FISIP Unair dibekukan buntut memasang karangan bunga satire atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka

Merespons hal ini, Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah, mengaku pihaknya telah mengkaji isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai salah satu alasan di balik pembuatan karangan bunga tersebut.

Diwartakan Surya.co.id, Tuffahati mengatakan, pihaknya mempunyai kajian ilmiah yang belum dipublikasikan.

"Kami ada kajian ilmiahnya, tetapi belum kami publikasikan, selama satu periode ini kami gencar mengawal isu pelanggaran HAM," ungkap Tuffahati, Minggu (27/10/2024).

Melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis, ucap Tuffa, BEM FISIP telah melakukan berbagai diskusi dan kajian.

Termasuk merencanakan karya seni satire terkait pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.

BERITA REKOMENDASI

Ia berharap, lewat kajian dan karya seni tersebut, mahasiswa bisa belajar untuk menyampaikan kritik secara kreatif.

Sayangnya, karya yang ditampilkan BEM FISIP Unair justru berujung pada pembekuan organisasi.

Diberitakan sebelumnya,  BEM FISIP Unair memasang karangan bunga satire atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Selasa (22/10/2024)

Karangan bunga itu, dipasang di lokasi strategis sehingga banyak direkam mahasiswa dan viral di media sosial.

Baca juga: Ini Kalimat di Karangan Bunga Satire BEM FISIP Unair kepada Prabowo-Gibran Berujung Pembekuan

Tak berselang lama, pada Kamis (24/10/2024), Ketua Komisi Etik Fakultas melakukan pemanggilan kepada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.


Lantas, Jumat (25/10/2024) pukul 09.03 WIB, Presiden dan Wakil Presiden BEM FISIP Unair bersama Menteri Kajian Politik dan Kajian Strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas.

Sore harinya, pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair memperoleh surat elektronik (surel) Nomor 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 dari pihak dekanat. Surat itu menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.

Mengenai pembekuan terhadap BEM FISIP, Dekan FISIP Unair, Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto M.Si., enggan memberikan banyak komentar.

Ia hanya membenarkan akan ada pertemuan dengan pihak BEM FISIP pada Senin (28/10/2024).

"Senin besok konfirmasi dengan media setelah pertemuan dengan BEM," ungkap Bagong, Minggu.

Alumni Menyayangkan Tindakan Dekanat

Alumni Unair yang tergabung dalam Kelompok Jaringan Arek Ksatria Airlangga (JAKA) menyayangkan keputusan dekanat FISIP membekukan BEM FISIP.

"Itu saya kira berlebihan," kata Ketua JAKA, Teguh Prihandoko, Minggu.

Saat ini, pembekuan yang dilakukan dekanat FISIP sudah menjadi perhatian publik.

Teguh berujar, para alumni yang tergabung di JAKA juga telah mendengar keputusan tersebut.

Mereka menyayangkan dan merasa prihatin dengan apa yang menimpa BEM FISIP Unair.

Menurutnya, kampus mestinya menjadi tempat yang ramah bagi mahasiswa untuk menyuarakan pendapat dan berekspresi. Pasalnya, hal itu merupakan cerminan budaya demokrasi.

Apalagi, Teguh mengakui, sejak dahulu mahasiswa FISIP terkenal mempunyai pemikiran kritis.

Seharusnya, pihak dekanat bangga memiliki mahasiswa yang kritis dan peka.

Ia pun tak sependapat dengan keputusan pembekuan BEM FISIP.

Teguh khawatir dan mempertanyakan apakah kebebasan berpendapat di kampus kini sudah luntur.

"Harusnya penyampaian pendapat dan ekspresi semacam itu biarkan saja, tidak perlu ditanggapi sampai sejauh ini," ungkap Teguh yang merupakan Alumnus Fakultas Ekonomi Unair.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul: Pantesan BEM FISIP Unair Tak Menyerah Meski Dibekukan Dekan, Tuffahati Ullayyah: Ada Kajian Ilmiah.

(Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Sulvi Sofiana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas