Kemensos Beri Santunan untuk Ahli Waris Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Wamensos Agus menyerahkan uang santunan sebesar Rp90 juta kepada ahli waris enam orang korban meninggal yang merupakan satu keluarga
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian menyalurkan santunan kepada delapan dari sembilan ahli waris korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Santunan ini diberikan oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono.
Selain ke korban meninggal, santunan juga diberikan kepada korban terluka.
Plt. Direktur Perlindungan dan Jaminan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Masryani Mansyur, mengatakan dari sembilan korban yang tercatat meninggal, tim Kementerian Sosial masih mencari satu ahli waris yang belum ditemukan atas nama Yohanes Witin.
"Tim Kemensos terus berupaya menemukan ahli waris ini agar bantuan segera tersalurkan," ujar Masryani melalui keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).
Baca juga: Setelah Bertahan Tanpa Bantuan, Ratusan Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dievakuasi
Bagi korban meninggal dunia, setiap ahli waris menerima santunan sebesar Rp15 juta per jiwa.
Sementara bagi korban luka berat sebesar Rp5 juta per jiwa.
Wamensos Agus menyerahkan uang santunan sebesar Rp90 juta kepada ahli waris enam orang korban meninggal yang merupakan satu keluarga. Santunan diterima oleh Ibu Agnes Sulajar.
Santunan ini diberikan untuk para korban meninggal yaitu Kanisius Laga Lajar, Agustina Luo Luon, Andreas Baha Lajar, Paskalis Yohanes Goe Lajar, Theresia Toja, dan Yohanes Baha Buto Lajar.
Terdapat juga korban luka-luka yang dirawat di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Flores Timur.
Dari enam korban yang sempat dirawat, empat masih menjalani perawatan dan masing-masing menerima santunan sebesar Rp5 juta.
Salah satu korban yang dikunjungi Wamensos Agus adalah Niklous Napamare (94), yang terluka di bagian kaki akibat batu panas.
Putri Niklous, yaitu Lusia Linumare, menceritakan bahwa saat kejadian, keluarga berusaha keluar dari rumah, tetapi ibu dari Niklous, Yosefena Walikedang, tewas karena terkena batu panas.