Kronologis Warga SAD Jambi Keracunan Versi Camat: 8 Orang Keracunan Makan Madu Hutan, 2 Meninggal
Camat Anton Faksi menyebut, jumlah warga yang keracunan ada 8 warga Suku Anak Dalam (SAD).
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MUARATEBO - Camat VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, Anton Faksi menjelaskan kronologis keracunan yang mengakibatkan warganya meninggal dunia.
Menurut Camat Anton Faksi, jumlah warga yang keracunan ada 8 warga Suku Anak Dalam (SAD).
2 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia, 2 orang sedang dirawat di Puskesmas Tuo Pasir Mayang dan 4 orang lainnya menjalani rawat jalan.
Mereka mengalami keracunan setelah makan madu di hutan, Selasa (12/11/2024) di Dusun Sentano, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo.
Baca juga: Apa Itu Latiao? Jajanan China Ditarik BPOM Pasca Kasus Keracunan di Masyarakat
"Yang meninggal 2 orang anak-anak, 2 orang lagi sedang dirawat masih bisa diselamatkan dan 4 orang dewasa, orang tua dari korban itu, rawat jalan," ujarnya.
Anton menyebut, awal mula mereka keracunan setelah makan madu tulut yang diambil dari pohon.
"Biasanya madu itu tidak beracun, mungkin bekas kayu itu yang membuat mereka keracunan, karena kayu yang nempel pada madu itu pahit," ungkapnya.
"Mungkin itu gejalanya kami tengok, kami dak berani juga ngambil kesimpulan, ahli nanti yang bisa menjelaskan," ujarnya.
Anton menjelaskan dua orang yang meninggal sudah dilakukan pemeriksaan.
Kedua korban kemudian langsung dimakamkan di Dusun Sentano.
"Mereka berdua sudah dimakamkan di Dusun Sentano," ujarnya.
Baca juga: Alasan BPOM Baru Hentikan Jajanan Latiao Sekarang Pasca Kasus Keracunan di Masyarakat
Awalnya Disebut 3 Orang Meninggal
Sebelumnya diberitakan, tiga bocah warga Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Sentano, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi meninggal dunia, Selasa (12/11/2024).
Sementara 27 orang lainnya sedang dievakuasi dari Dusun Sentano.
Awalnya ada 2 anak yang meninggal, namun Selasa sore korban meninggal bertambah menjadi 3 anak.
Penyebab meninggalnya tiga bocah SAD ini masih simpang siur.
Informasi narasumber Tribun Jambi, ketiga anak itu diduga keracunan setelah makan telur semut (kroto) di hutan.
"Tiga orang SAD keracunan, dua orang meninggal dunia, mereka keracunan setelah makan telur semut (kroto)," ujarnya.
Dia mengatakan tiga anak warga SAD itu sebelumnya telah dibawa ke Klinik Bidan Dwinta di Km 26 HPH, Desa Balai Rajo VII, Kecamatan Koto Ilir, untuk mendapatkan infus.
Namun sumber lain mengatakan hal berbeda.
Baca juga: Anak SD di 7 Daerah Keracunan Jajanan Asal China, BPOM Tarik Latiao Dari Peredaran
Sumber itu menyebut tiga bocah itu keracunan setelah makan sarang lebah di hutan.
Sementara Kasat Reskrim Polres Tebo, AKP Yoga Dharma Susanto, saat dihubungi Tribun sekira pukul 16.00 WIB membenarkan adanya kabar kejadian tiga anak SAD keracunan.
Sejauh ini, Yoga belum dapat memastikan penyebab tiga orang anak tersebut keracunan.
Tim Inafis Polres Tebo sedang menuju ke lokasi.
"Tim Inafis masih ke lokasi," pungkasnya
Sekira pukul 17.15 WIB, Tribun Jambi mendapat informasi bahwa jumlah korban meninggal dunia bertambah jadi tiga orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, dr Riana Elizabeth, mengatakan ada puluhan warga Suku Anak Dalam yang keracunan.
"Informasi yang saya dapat satu jam yang lalu, ada tiga orang meninggal dunia 27 orang sedang dievakuasi dari Dusun Sentano," ujarnya.
Berdasarkan informasi sementara yang diperoleh Riana, puluhan warga SAD itu keracunan diduga setelah memakan sarang lebah (madu) di hutan.
"Untuk kronologis nanti disampaikan, saya belum dapat informasi lengkapnya. Di sana susah sinyal," ujarnya.
Hingga saat ini, tim sedang melakukan evakuasi terhadap korban.
Lokasi kejadian cukup jauh dari pusat kota Muara Tebo sehingga menyulitkan tim melakukan evakuasi.
Akses jalan menuju lokasi tak bisa dilalui menggunakan kendaraan biasa, harus menggunakan kendaraan dobel gardan.
Suku Anak Dalam Kehilangan Mata Pencaharian
Suku Anak Dalam khususnya Orang Rimba, tinggal di kawasan hutan Provinsi Jambi.
Sebaran Orang Rimba di Jambi berada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), yaitu Tebo, Sarolangun dan Batanghari.
Selain itu, sebaran mereka ada juga di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) di Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjab Barat dan sebagian wilayah Provinsi Riau.
Meski sebenarnya hidup melangun di hutan, Suku Anak Dalam juga dapat ditemukan di perkebunan kelapa sawit sepanjang Jalan Lintas Sumatra hingga ke batas Sumatra Selatan.
Mereka hidup di luar hutan karena sumber pangan di dalam telah rusak.
Biasanya, mata pencaharian SAD adalah meramu hasil hutan dan berburu.
Senjata yang digunakan antara lain lembing kayu, tombak bermata besi dan parang.
Ada juga Suku Anak Dalam yang kini telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya.
(TRIBUNJAMBI.COM/SOPIANTO)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Kronologi Warga SAD Tebo Jambi Keracunan usai Makan Madu Hutan dari Pohon