Paman Saksi Korban Carok Maut di Madura Tegaskan Tak Bakal Balas Dendam: Kami Berpendidikan
Meski keponakannya menjadi korban carok maut, paman Jimmy Sugito Putra enggan balas dendam. Apa alasannya?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
Untuk menyambut Slamet, Kiai Mualif meminta santrinya, Asrofi, untuk mengumpulkan jemaah zikir.
Kedatangan Slamet itu turut diketahui tokoh lain di Desa Ketapang Laok, Kiai Hamduddin.
Kebetulan, rombongan Slamet melewati depan rumah Kiai Hamduddin saat hendak menuju Ponpes Babussalam.
Kiai Hamuddin disebut tak senang atas kunjungan itu lantaran Slamet tidak meminta izin kepadanya.
Terlebih, Kiai Mualif yang merupakan menantu Kiai Hamduddin, dianggap tidak layak bertemu Slamet karena usianya dinilai masih muda.
Karena hal tersebut, kubu Kiai Hamduddin melakukan blokade akses jalan yang akan dilewati rombongan kendaraan kubu Slamet.
Baca juga: Tampang 2 dari 5 Pelaku Carok Terhadap Saksi Paslon di Pilkada Sampang, Diringkus Tim Polda Jatim
Upaya itu malah memicu percekcokan antara kubu Kiai Mualif yang terdiri dari Jimmy Sugito, Muadi, Mat Yasid, dan Abdussalam, melawan kubu Kiai Hamduddin.
Meski Slamet memilih jalan lain untuk memutar, percekcokan antara kubu Kiai Mualif dan Kiai Hamduddin masih berlanjut.
Jimmy yang berada di lokasi kejadian, bersama Kiai Muhtar, berusaha melerai percekcokan tersebut.
Nahas, ia menjadi korban carok dari kubu Kiai Hamduddin yang termakan hoaks.
Jimmy yang terluka parah kemudian dibawa ke RSUD Ketapang, tapi nyawanya tak tertolong.
"Kejadian pemukulan itu sendiri tidak ada, hanya saja kelompok ini itu terpisah, sehingga tidak mengetahui secara pasti isu tersebut."
"Tapi, pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," jelas Kombes Farman.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Anak Saksi Paslon Korban Carok Sampang Dijanjikan Sekolah Gratis hingga Kuliah, Jimad Sakteh: Bangga
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunMadura.co/Ani Susanti, TribunJatim.com/Luhur Pambudi)