Mie Ayam Ngatiem Hanya Rp 2.000 Per Porsi, Pembeli Membludak Saat Liburan dan Jam Makan Siang
Porsi besar ini mulai dijual dua tahun terakhir untuk memenuhi permintaan pelanggan yang ingin makan lebih banyak.
Editor: willy Widianto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduajie.
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Mencicipi kuliner saat berkunjung ke sebuah kota di Indonesia menjadi salah satu pilihan. Apalagi harganya terjangkau dompet dan rasanya lezat.
Baca juga: Update Polisi Tembak Siswa SMK: Sekolah Bantah Korban Anggota Gangster, Satpam Tak Lihat Tawuran
Salah satu kuliner yang menjadi pusat perhatian kekinian adalah mie ayam Ngatiem. Semangkuk mie ayam tersebut dijual dengan harga hanya Rp 2.000.
Lokasi mie ayam harga Rp 2.000 tersebut berada di Dusun Karanglo, Desa Glagahombo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Selain mie ayam Ngatiem atau akrab disapa Atik juga menjajakan bakso kerikil seharga Rp 3.000 per porsi.
Porsi hidangan murah yang disajikan memang tergolong sedikit sehingga kedua menu tersebut dapat menjadi pilihan pas untuk sarapan.
Namun jika dirasa kurang, pelanggan dapat memesan porsi yang lebih besar dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 6.000.
Baca juga: Mampir Bekasi, Prabowo Sapa Ratusan Pedagang Bakso dan Mie Ayam
Atik sengaja menjual mie ayamnya dengan harga murah, agar masyarakat, terutama anak-anak dapat membeli mie ayam dengan harga terjangkau.
"Dulu sengaja dipatok harga 2.000 agar anak-anak bisa beli juga," ungkap, Atik ditemui di warungnya beberapa waktu lalu.
Sudah enam tahun Atik konsisten menjalankan usaha ini.
Dari pagi hingga malam tepatnya pukul 10.00-21.00 WIB, ia kadang dibantu suaminya yang juga bekerja sebagai kuli bangunan dan tukang pijat.
Ramainya pelanggan biasanya datang saat jam makan siang, sementara pada hari libur, jumlah pengunjung biasanya semakin membludak.
Atik melayani semua kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, mahasiswa, hingga warga setempat.
Baca juga: Pertimbangan Hakim dalam Memvonis Bebas Supriyani: Tak Adanya Bukti Kuat hingga Keterangan Saksi
Banyak juga pelanggan baru yang penasaran setelah mendengar cerita mie ayam yang harganya kelewat murah itu.
Pembelinya mayoritas berasal dari wilayah Magelang.
Juga ada dari luar provinsi seperti DI Yogyakarta.
“Setiap hari pasti ada orang yang heran, kok bisa murah banget. Kalau ditanya rugi, ya nggak. Alhamdulillah, rezekinya cukup saja,” katanya.
Atik mengaku tidak memiliki resep khusus dalam meracik hidangan yang disajikan.
Namun menurut pengunjung, mie ayam buatannya terkenal segar dan kuahnya tidak membuat tenggorokan eneg.
Baca juga: Pertimbangan Hakim dalam Memvonis Bebas Supriyani: Tak Adanya Bukti Kuat hingga Keterangan Saksi
Dia melanjutkan, setiap hari dirinya mampu menjual 4 kilogram mie dan 3 kilogram ayam yang diolah menjadi ratusan porsi mie ayam.
Meski harga yang ia patok sangat terjangkau, usaha ini tetap memberinya penghasilan yang cukup untuk membantu perekonomian keluarganya.
Baginya, keuntungan sedikit yang disyukuri jauh lebih berharga daripada mengeluh tanpa kerja.
"Alhamdulilah nggak (rugi). Dari pada aku nggak kerja, jadi sedikit-sedikit aja disyukuri. Saya per hari dapat hasil bersih Rp 200-150 ribu," katanya.
Ide untuk menyajikan mie ayam murah tidak muncul begitu saja.
Menurut Atik, gagasan ini berawal dari pengalamannya menghadapi kesulitan ekonomi.
Atik masih ingat masa ketika ia belum bekerja mengelola warung mie ayam. Saat itu, ia hanya mengandalkan gaji suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan.
Atik pernah membeli mie ayam seharga Rp 13.000 kemudian dibagikan ke seluruh anggota keluarganya di rumah. Penyebabnya karena gaji sang suami belum cair.
Pengalaman inilah yang kemudian menginspirasi dirinya untuk membuka warung mie ayam murah dengan porsi hidangan yang sedikit.
Baca juga: Serangan Roket Hizbullah Guncang Galilea, Tel Aviv, Haifa, Nahariya, dan Petah Tikvah
“Saya pernah merasa berat saat menunggu gajian suami. Waktu itu beli mie ayam harganya Rp 10.000–Rp 13.000, porsinya terlalu banyak kalau untuk satu orang. Dari situ saya terpikir untuk jualan mie ayam murah, supaya orang bisa makan sesuai kebutuhan mereka,” kenangnya.
Selain harga yang murah, Atik kini juga melayani pesanan dalam berbagai porsi sesuai permintaan pelanggan.
Ada pelanggan yang enggan memesan porsi besar namun meminta sebanyak empat hingga lima mangkok mie ayam mangkok kecil sekaligus.
Sementara untuk anak-anak kadang minta hingga tiga atau empat mangkok kecil.
Di warungnya, Atik juga menyediakan variasi menu seperti mie ayam dengan bakso seharga Rp 6.000 dan mie ayam porsi besar seharga Rp 5.000.
Baca juga: Pemilihan Kepala Daerah 2024, Aktivis: Jaga Pilkada Sebagai Anak Kandung Reformasi
Porsi besar ini mulai dijual dua tahun terakhir untuk memenuhi permintaan pelanggan yang ingin makan lebih banyak.
“Kalau kata pelanggan, mie ayam saya ini kuahnya segar, nggak bikin eneg. Itu yang bikin mereka balik lagi,” ujarnya.
Selama enam tahun berjualan, Atik belum pernah menaikkan harga dagangannya. Namun, untuk tahun depan, dia berencana menaikkan seluruh menu sebesar seribu rupiah.
Baca juga: KASUS Bullying di Subang Renggut Nyawa Siswa Kelas 3 SD, Diduga Pihak Sekolah Coba Menutupi Kejadian
"Ya karena sekarang ini barang-barang naik terus, jadi mungkin tahun depan akan saya naikkan seribu," katanya.