Ini Deretan Pernyataan Kapolrestabes Semarang Saat RDP yang Dibantah Keluarga Korban Penembakan
Keluarga mempertanyakan mengapa polisi langsung menembak tanpa memberikan tembakan peringatan terlebih dahulu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Iwan Arifianto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kasus penembakan Gamma atau GRO (17) oleh Aipda Robig Zaenudin di Ngaliyan, Kota Semarang, terus menuai polemik.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, beberapa pernyataan polisi justru dibantah oleh pihak keluarga korban.
Setidaknya ada lima poin penting yang disoroti keluarga sebagai kejanggalan dalam kasus ini.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebut bahwa Gamma menaiki motor Vario merah saat insiden terjadi namun, keluarga menegaskan bahwa korban menggunakan motor Vario hitam.
"Korban tidak mengendarai motor merah. Yang digunakan adalah motor Vario hitam," kata Subambang, juru bicara keluarga.
Polisi menyebut bahwa korban menyerang lebih dahulu sebelum ditembak namun berdasarkan rekaman CCTV yang dilihat keluarga, Gamma justru terlihat tidak melakukan penyerangan.
Baca juga: Pengakuan Ayah Gamma, Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi di Semarang: Saya Sangat Sakit Hati
"Di video, tidak ada adegan Gamma menyerang. Justru polisi yang menghadang di tengah jalan lalu menembaki," tegas Subambang.
Keluarga mempertanyakan mengapa polisi langsung menembak tanpa memberikan tembakan peringatan terlebih dahulu.
"Kenapa langsung menembak ke arah mematikan? Harusnya ada tembakan peringatan dulu," ungkap Subambang.
Keluarga juga membantah narasi polisi yang menyebut Gamma sebagai pengajak tawuran.
Kasus tawuran ini diduga sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi kasus penembakan.
"Mungkin ada tawuran, tetapi tidak sebesar yang digambarkan polisi.
Jangan sampai ini hanya menjadi alasan menutupi penembakan," tambahnya.
Polisi menuding Gamma membawa senjata tajam yang diduga dibeli dari online shop.
Namun, keluarga menilai tuduhan ini tidak berdasar, mengingat keseharian Gamma yang dikenal baik dan tidak neko-neko.
"Kami tidak percaya Gamma membeli senjata atau terlibat tawuran. Dia anak baik, tidak pernah terlibat hal seperti itu," ujar Subambang.
Ayah Gamma, Andi Prabowo, menambahkan bahwa barang bukti seperti tas, dompet, handphone, dan motor korban hingga kini belum dikembalikan polisi.
"Kami khawatir barang-barang ini bisa jadi kunci untuk mengungkap fakta sebenarnya.
Baca juga: Kronologis Penembakan Siswa SMKN 4 Versi Kapolres Semarang, Berawal dari Gangster Kejar-kejaran
Tapi kalau tidak dikembalikan, bagaimana kami bisa membuktikan?" katanya.
Keluarga berharap ada kesempatan untuk menyampaikan bantahan mereka dalam forum berikutnya bersama DPR RI.
Mereka ingin agar kasus ini diusut secara transparan dan adil, tanpa adanya stigma terhadap korban.
"Kami ingin keadilan dan kebenaran terungkap. Jangan ada rekayasa fakta yang menutupi insiden penembakan ini," pungkas Subambang.
Dengan lima poin bantahan ini, keluarga Gamma menegaskan bahwa narasi polisi dalam kasus ini perlu ditinjau ulang agar kebenaran yang sebenarnya dapat terungkap.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Inilah 5 Pernyataan Kapolrestabes Semarang yang Dibantah Keluarga Almarhum Gamma