Benarkah 'Keajaiban Dunia Ke-8' yang Hilang Selama 131 Tahun Telah Ditemukan?
Dikenal sebagai "air mancur dari langit yang berawan" (pink) dan "batu bertato" (putih), keajaiban dunia ini awalnya dibentuk akumulasi deposit silika
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Banyak dari suku Maori yang menyaksikan letusan 1886 itu telah meninggal karena menjadi korban ledakan atau karena usia sehingga undak-undak pink dan putih itu telah menjadi misteri selama 131 tahun
Kembali di 2011, ahli geologi yang menjelajahi bagian bawah Danau Rotomahana telah menemukan fragmen-fragmen besar Teras Pink.
Berdasarkan hasil kerja mereka, tim menyimpulkan bahwa bentukan alam itu tidak rusak total. Sebagai gantinya, ledakan pasca-letusan itu secara dramatis menambah luas danau, yang kemudian terisi air hujan dan menenggelamkan undak-undak di bawah permukaan air.
Namun, lima tahun kemudian, tim yang sama melakukan survei sonar di danau tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa ada kesalahan dalam kesimpulan sebelumnya. Ternyata energi ledakan letusan itu cukup untuk merontokkan Undak-undak Pink dan Putih.
Penelitian yang mendasarkan pada buku harian Hochstetter berpendapat bahwa ada beberapa kehancuran, namun karena Undak-undak itu berada jauh di dalam dibandingkan dengan yang diperkirakan para ahli gunung berapi sebelumnya, sebagian besar Undak-undak itu tidak terpengaruh oleh letusan tahun 1886.
Sebagian Undak-undak Pink yang ditemukan pada 2011 di bawah Danau Rotomahana, "Mungkin telah meluncur menuruni dinding kawah utama Rotomahana dan berhenti di atas tebing selama 125 tahun, sebelum secara kebetulan ditemukan oleh kapal selam," kata peneliti di laporan mereka.
Ternyata “Keajaiban Dunia ke-8” ini masih dilingkupi misteri. iflscience.com
Agus Surono/Intisari-Online.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.