Indonesia Kembangkan Teknologi Enzim melalui Kerja Sama Riset dengan Industri Tiongkok
Sebagai salah satu lembaga penelitian pemerintah, Hammam mengatakan bahwa BPPT memiliki tugas mendasar dalam melakukan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Perlu diketahui, di Indonesia, pemanfaatan enzim lebih banyak diterapkan dalam dunia industri, mulai dari industri pulp dan kertas, kulit, tekstil, kimia, makanan hingga industri pakan.
Bahkan permintaan enzim untuk industri pun tumbuh sekitar 5 - 6% per tahunnya.
Pertumbuhannya cenderung meningkat setiap tahun, mengikuti pengaplikasian enzim yang semakin beragam dan lebih luas dalam dunia industri.
Namun tingginya kebutuhan dalam pemanfaatan enzim, tidak sesuai dengan produksinya di tanah air.
Karena sebagian besar enzim untuk industri masih diimpor dari Eropa, Tiongkok dan India.
Dalam pemanfaatannya, enzim untuk industri pakan menjadi konsumsi terbesar di Indonesia.
Konsumsinya bisa mencapai angka sekitar 3880 ton per tahun dan menyumbang sekitar Rp 270 miliar.
Kerja sama antara BPPT dan Qingdao Vland Biotech group Co. Ltd sebelumnya telah dimulai sejak Maret 2016 lalu.
Saat itu MoU pertama ditandatangani oleh mantan Kepala BPPT Unggul Priyanto di kota yang sama di negeri tirai bambu tersebut.
Penguatan kerjasama melalui penandatangan MoU itu diharapkan mampu meningkatkan dorongan dalam melahirkan inovasi yang dapat menghela pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.