Menjernihkan Kembali Teluk Jakarta dengan Kerang Hijau
Kemampuan Kerang Hijau menjernihkan air laut dalam satu jam telah teruji dari percobaan yang dilakukan PT Pembangunan Jaya Ancol
Editor: Choirul Arifin
Merestorasi perairan Ancol dengan introduksi kerang hijau sebagai penyaring alami di Teluk Jakarta menjadi misi untuk memperbaiki kualitas laut Pantai Ancol.
Upaya ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Indonesia. "Di Indonesia, Ancol yang pertama melakukan restorasi Kerang Hijau," kata Yus.
Menurut dia, restorasi Kerang Hijau baru dikenal lima hingga 10 tahun terakhir. Program restorasi serupa juga dilakukan sejumlah negara di dunia seperti Revive our gulf di New Zealand pada 2012 dan Billion oyster project di New York pada 2009.
Gerakan ini menginspirasi Ancol melakukan upaya serupa. Pasalnya, tantangan dan kondisi yang dihadapi pantai Ancol hampir sama, yakni kualitas air menurun dan keanekaragamannya berkurang.
Merestorasi Kerang Hijau tidak hanya memperbaiki kualitas air di perairan laut Jakarta, tapi juga membangun kepedulian, mendidik generasi muda dan masyarakat luas tentang pentingnya keberadaan Kerang Hijau dalam ekologi.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Ini Gambaran Kabinet Jokowi 2019-2024, Ada yang Terpental dan Bertahan
Sekembalinya populasi kerang hijau di pesisir Jakarta akan berdampak positif pada meningkatnya kualitas air dan meningkatkan keaneragaman serta jumlah biota yang ada di laut kawasan Ancol.
Yus meyakini keberadaan kerang hijau itu berdampak positif terhadap keanekaragaman hayati karena kerang hijau merupakan substrat atau landasan keras untuk meletakkan telur berbagai biota laut.
Baca: Enggan Salami Surya Paloh di Gedung DPR, Mega Makin Akrab dengan SBY di HUT TNI
"Kerang hijau dapat menjadi struktur berlindung dari berbagai jenis ikan kecil dan sumber makanan dari berbagai jenis ikan," katanya.
Restorasi Kerang Hijau di Laut Ancol dimulai pada Maret 2018, dirancang sebagai program 'multi years' atau jangka panjang dengan rincian kegiatan eksperimen akuarium pada Februari 2018, pemetaan dasar danau pantai Ancol pada Agustus 2018.
Baca: Ketua DPR Puan Maharani Punya Total Kekayaan Rp 363,37 Miliar, Utangnya Rp 49,7 Miliar
Selanjutnya penempatan pelampung sebagai penanda (marker buoy) juga di Agustus 2018, penentuan lokasi tempat tidur kerang (mussel bed) pada November 2018 dan peletakan media tumbuh mussel bed dilakukan bertahap Desember 2018, April, Agustus dan Desember 2019.
Eksperimen akuarium dilakukan pada 13 Februari 2018 dengan meletakkan lima kilogram kerang hijau dalam akuarium di Karantina Seaworld Ancol dan dalamnya ditambahkan air laut hasil backwash filter sebanyak 50 liter.
Baca: Harta Karun Emas yang Muncul di Lokasi Kebakaran Hutan Sumsel Kini Jadi Buruan Warga
Setelah didiamkan selama satu jam, kondisi air menjadi jernih dan mengalami penurunan N03 (nitrat) dari 13,5 mg/l menjadi 3,4 mg/l. Implementasi program dimulai akhir 2018 mengikuti hasil pemetaan sebelumnya ditentukan tiga titik yang akan dilakukan restorasi kerang hijau untuk mendapatkan tempat tidur kerang hijau (green mussel reef) secara alami di dasar laut Ancol dengan dua metode.
Metode pertama menebarkan kulit kerang hijau di dasar laut Ancol, titik penebaran pertama di samping saluran masuk ODS dan SWA. Secara teori, satu kulit kerang hijau dapat menjadi media tumbuh 1-10 kerang lainnya.
Desember 2018 sebanyak lima karung kulit kerang hijau masing-masing seberat 50 kilogram disebar pada sisi utara saluran, 20 bungkus kerang hijau diletakkan di dasar laut tanpa dibuka pembungkusnya.