Ramai Soal 'Doktor Psikologi' Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Bagaimana Cara Pilih Psikolog?
Viral doktor psikologi yang diduga melakukan pelecehan seksual. Begini cara memilih psikolog yang tepat.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Malvyandie Haryadi
3. Psikolog Tidak Akan Mengumbar Curhatan Kliennya di Media Sosial
Menurut Adib, masyarakat juga perlu memilih psikolog yang tidak terlalu sosmed oriented.
Dikhawatirkan, psikolog tersebut memiliki maksud-maksud tertentu sehingga ia menyebarkan apa yang diceritakan oleh kliennya.
Adib menegaskan, psikolog tentu mengerti bahwa apa yang disampaikan oleh klien bersifat sangat rahasia.
"Jadi kalau ada psikolog yang suka mengumbar-ngumbar sesuatu di media sosial, mending jangan ke situ.
Kenapa? Karena dikhawatirkan rahasia klien tidak dijaga dengan baik, padahal itu sesuatu yang sifatnya harus dirahasiakan sampai kapan pun," terang Adib.
4. Jangan Terima yang Gratisan
Adib juga menyarankan masyarakat untuk tidak tergiur tawaran terapi gratis.
"Jangan sampai ada yang gratis-gratisan, kita kan nggak pernah tahu apa maksud orang," kata dia.
Surat-Surat yang Dimiliki Psikolog Klinis
Adib menambahkan, untuk menghindari praktek psikolog abal-abal, perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah surat yang harus dimiliki psikolog klinis.
Surat tersebut di antaranya:
1. Ijazah S1 Psikologi dan S2 Psikologi
Baca: Live Streaming Mola TV Chelsea vs Manchester United Liga Inggris, Akses Gratis di Sini
2. Surat Izin Praktek Psikologi (SIPP)