Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menristek: GeNose C19 Kurangi Ketergantungan Kita Pada Impor Alat Screening Luar Negeri

saat memasuki awal pandemi, Indonesia banyak mengimpor alat rapid test dari banyak negara, bahkan alat-alat tersebut tidak memiliki standar

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Menristek: GeNose C19 Kurangi Ketergantungan Kita Pada Impor Alat Screening Luar Negeri
ist
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mendorong kemandirian dalam berbagai sektor, termasuk Alat Kesehatan (Alkes) melalui inovasi teknologi.

Di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini, sejumlah alkes karya anak bangsa pun telah 'dilahirkan'.

Satu diantaranya alat screening buatan tim pengembang dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang disebut GeNose C19.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan inovasi ini merupakan harapan baru Indonesia dalam upaya mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Baca juga: Universitas Trisakti Ngetes Covid-19 dengan GeNose C-19, Lebih Nyaman dan Cepat, Begini Metodenya

"GeNose itu bagi kami adalah suatu inovasi untuk bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap alat screening yang berasal dari luar negeri," ujar Bambang, dalam Webinar bertajuk 'Inovasi Teknologi Kemandirian Alat Kesehatan Anak Bangsa', Jumat (15/1/2021) sore.

Ia menjelaskan bahwa saat memasuki awal pandemi, Indonesia banyak mengimpor alat rapid test dari banyak negara, bahkan alat-alat tersebut tidak memiliki standard yang sesuai.

Berita Rekomendasi

Sehingga hasil screening yang keluar pun dinilai kurang akurat.

Baca juga: Ganjar Pranowo Dukung Usul Jokowi Kembangkan Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose C-19

"Kita ingat di masa awal pandemi, Indonesia dibanjiri dengan rapid test antibodi yang diimpor dari berbagai negara dan tanpa standard yang jelas, akhirnya terjadi kesalahan di lapangan karena kurang akuratnya tes tersebut," jelas Bambang.

Hal itu yang akhirnya mendorong pembentukan Konsorsium Inovasi Covid-19 di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN.

Baca juga: Terima Alat Screening Virus Corona GeNose dari Menristek, Menko PMK: Ini Lebih Simple dan Praktis

Pada akhirnya konsorsium ini menghasilkan rapid test antibodi yang diinisiasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Tentunya kita berupaya membuat alat tes ini, sehingga melalui Konsorsium Inovasi Covid-19, berhasil melahirkan alat rapid test antibodi yang diinisiasi oleh BPPT," kata Bambang.

Selanjutnya, lahir pula rapid test antigen yang dikembangkan tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) yang disebut rapid test antigen CePAD.

"Dan kemudian muncul pula rapid test antigen yang diinisiasi oleh Universitas Padjadjaran," papar Bambang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas