Asli Karya Anak Bangsa! Alwy Herfian Sukses Bangun Bisnis AI di Indonesia
Di usianya yang masih terbilang muda, Alwy Herfian Satriatama (26) sudah mampu memimpin startup berbasis teknologi artificial intelligence (AI) bernam
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Di usianya yang masih terbilang muda, Alwy Herfian Satriatama (26) sudah mampu memimpin startup berbasis teknologi artificial intelligence (AI) bernama Widya Robotics yang bermarkas di Sleman, Yogyakarta.
Kisah inspirasi asli Indonesia yang dimiliki oleh pria kelahiran Gunungkidul itu dimulai pada tahun 2013 lalu, saat dirinya menyadari pentingnya teknologi untuk kemajuan negeri.
Setelah itu, ia tidak langsung mendirikan perusahaan Widya Robotics. Namun, waktu demi waktu, ia belajar bagaimana strategi berbisnis sembari mendalami teknologi. Terlebih, Alwy mengaku tak memiliki begron bisnis atau wirausaha sama sekali.
“Orang tuaku adalah guru dan tidak memiliki background bisnis. Namun pada tahun tersebut (2014) selama dua tahun, aku mencoba berbisnis kecil-kecilan mulai dari jual pulsa, tas, hingga kaos. Dari modal itulah kemudian dimanfaatkan untuk memulai bisnis dalam bidang teknologi sederhana,” ujar Alwy.
Tahun 2018, momen pahit manis lahirnya Widya Robotics
Empat tahun berselang, tepatnya pada 2018, upaya Alwy membangun bisnis teknologi membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Ia pun turut menggandeng teman-temannya untuk menjalankan bisnis teknologi sederhana, yakni servis alat elektronik.
Namun, kala itu, meski menggaet banyak klien, banyaknya pesanan tidak sebanding dengan pendapatan yang mereka dapatkan.
Kendala tersebut pada akhirnya membuat teman-temannya setelah lulus memutuskan untuk keluar dari usaha mandiri yang telah dibangun bersama.
Alwy mengatakan, momen tersebut terjadi karena teman-temannya memilih untuk bekerja di perusahaan yang lebih besar ketimbang bisnis yang telah dirintis bersama.
Ia menghormati keputusan yang telah diambil oleh teman-temannya. Justru hal itulah yang membuat pria yang hobi mendaki gunung ini memiliki tekad kuat untuk merintis bisnisnya sendirian.
Tahun 2018 jadi momen yang menghadirkan pahit-manis bagi Alwy. Tak hanya ditinggalkan oleh teman-temannya, pada tahun tersebut ia juga mendapatkan banyak penolakan dari para investor. “Pada 2018 sekitar 10 investor menolak saya,” kata Alwy.
Tekadnya untuk membuat perusahaan berbasis teknologi pun tidak pernah padam. Hingga pada akhirnya, Alwy sukses mendapatkan investor dengan visi dan misi yang sejalan dengan ide startup-nya.
Momen inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Widya Robotics di Sleman, Yogyakarta pada akhir 2018.
Kisah inspiratif itu pun tidak berhenti sampai di situ. Meskipun mendapatkan suntikan dana dari salah satu investor dalam negeri, Alwy masih mengalami kesulitan ketika pertama kali membangun Widya Robotics.
Pasalnya, Alwy mesti bergelut dengan urusan administrasi dan manajemen tim yang sama sekali sebelumnya belum pernah dipelajari.
“Setelah belajar seluk beluk untuk membuat perusahaan dan me-manage-nya, akhirnya tau bagaimana memecahkan masalah tersebut,” ujar pria yang pernah didapuk sebagai Duta Anak Bangsa untuk Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan kantor Staf Presiden.
Perjuangan Widya Robotics masih terus berlanjut hingga 1 tahun mendatang, terutama dalam hal meyakinkan konsumen untuk melirik produk AI dari Widya Robotics.
“Butuh waktu 1 tahun setelah berdiri untuk meyakinkan konsumen pertama mau membeli,” jelas Alwy.
Bawa produk AI ke ranah nasional hingga internasional
Meskipun begitu, ia bersama tim tidak patah semangat untuk terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai produk berbasis AI.
Adapun inovasi yang telah dibuat oleh Widya Robotics yakni Intelligent Gate, Widya Load Scanner, dan Customized AI Training Service.
Intelligent Gate adalah robot yang dapat mendorong keselamatan kerja, khususnya dalam bidang konstruksi. Teknologi yang dirancang mampu mendeteksi kelengkapan alat pelindung diri saat mulai bekerja.
Jika salah satu pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti helm, rompi, dan sebagainya, maka pintu masuk tidak akan terbuka. Namun, jika pekerja menggunakan alat pelindung diri secara komplet, maka pintu akan terbuka.
Sementara itu, Widya Load Scanner membantu mempermudah pelaku usaha untuk menghitung volume material konstruksi. Dengan menggunakan laser khusus dan teknologi AI, robot ini dengan mudah menghitung volume material yang diangkut dalam satu mobil truk.
Selain itu, produk ini juga diklaim dapat membantu mempermudah manajemen material yang digunakan untuk suatu konstruksi.
Melansir Kontan, Widya Load Scanner sudah digunakan oleh perusahaan BUMN dan perusahaan swasta di Yangon, Myanmar untuk mengerjakan proyek konstruksi.
Tidak hanya itu, Widya Robotics juga mengembangkan alat pendeteksi wajah dan suhu badan. Teknologi ini merupakan wujud dari inovasi Widya Robotics untuk membantu meminimalisasi penyebaran Covid-19.
Berkat beragam inovasi canggih dan mutakhir tersebut, Alwy dan timnya mampu bertahan dan terus tumbuh di masa pandemi. Alwy mengatakan, Widya Robotics sukses tumbuh hingga 600% selama selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Terlepas dari kesuksesannya, Alwy berharap Widya Robotics dapat terus membuat inovasi baru yang dapat mempermudah pekerjaan orang lain. Dengan kata lain, ia ingin meringankan usaha manusia dalam mencari nafkah melalui teknologi yang ia rancang.
Selain itu, Alwy yakin, kelak Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki produk-produk inovatif dan berkualitas dalam bidang AI.
“Kami ingin menjadi startup di bidang robotics dan automation jadi nomor 1 di Asia. Kami ingin agar Indonesia itu dikenal sebagai negara yang memiliki produk inovatif dan berkualitas,” tutup Alwy.