Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Fenomena Hari Tanpa Bayangan? Berikut Pengertian dan Cara Melihatnya

Simak penjelasan mengenai pengertian dan cara melihat fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari yang terjadi lagi tanggal 6 September-21 Oktober 2021.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Apa Itu Fenomena Hari Tanpa Bayangan? Berikut Pengertian dan Cara Melihatnya
TribunCirebon.com/Eki Yulianto
Sejumlah warga di Kabupaten Majalengka mencari kebenaran dengan adanya fenomena hari tanpa bayangan, Rabu (3/3/2021). Dalam artikel mengulas tentang pengertian dan cara melihat fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai pengertian dan cara melihat fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari di artikel ini.

Fenomena ini dapat disaksikan menggunakan benda tegak seperti tongkat yang diletakkan berdiri.

Terbaru, fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari terjadi antara tanggal 6 September 2021 hingga 21 Oktober 2021 mendatang.

Dikutip dari lapan.go.id, kejadian ini terlihat paling awal di Kota Sabang pukul 12.36.45 WIB.

Lantas, apa itu Hari Tanpa Bayangan Matahari?

Hari Tanpa Bayangan yang terjadi di DI Yogyakarta pada Minggu (28/2/2021) pukul 11.51 WIB.
Hari Tanpa Bayangan yang terjadi di DI Yogyakarta pada Minggu (28/2/2021) pukul 11.51 WIB. Dalam artikel mengulas tentang pengertian dan cara melihat fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari.(Koordinator Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta Suprihatin)

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Berikut Daftar Wilayah dan Cara Menyaksikan Fenomena Ini

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari maksudnya ketika matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari.

Berita Rekomendasi

Matahari akan berada di atas Indonesia dua kali setahun.

Hal tersebut, dikarenakan letak Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa.

Sebelumnya, yang pertama sudah terjadi sejak akhir Februari sampai awal April.

Sementara yang kedua akan terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober mendatang.

Andi Pangerang, Peneliti Pusat Sains dan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan tentang fenomena Hari Tanpa Bayangan.

"Fenomena ini selalu terjadi dua kali setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis. Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan)."

"Selanjutnya, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan hanya akan mengalami hari tanpa bayangan Matahari sekali dalam setahun, yakni ketika Solstis Juni (20/21 Juni 2021) untuk Garis Balik Utara maupun Solstis Desember (20/21 Desember) untuk Garis Balik Selatan," kata Andi, dikutip dari situs Lapan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas