Salju Abadi Puncak Jaya Papua Tak Akan Abadi, Diperkirakan Punah Pada 2025-2027
Kabar buruk bagi lingkungan hidup di Indonesia, salju abadi di Pegunungan Puncak Jaya Papua dikabarkan terus mencair dan dalam beberapa
Editor: Hendra Gunawan
Saat daerah yang lebih gelap di sekitar gletser membesar, maka gletser akan menyerap lebih banyak radiasi matahari, sehingga semakin hangat," jelas Dr Donaldi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, tak hanya itu saja, tanah di mana gletser berada tidak datar, sehingga es dapat meluncur ke bawah lebih cepat.
Proses mencairnya es yang cepat tersebut terlihat dari data grafis penyusutan luasan wilayah gletser dari tahun 1850-2018, dari luas 19,3 kilometer persegi hingga 0,5 kilometer persegi.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa Gletser Keabadian di Puncak Jaya akan benar-benar menghilang pada tahun 2026, tetapi diprediksi puncak es Papua ini kemungkinan bisa punah atau menghilang pada tahun 2021 lalu.
Baca juga: Pegunungan Es Lokasi Syuting The Lord of The Rings Kehilangan 62 Persen Gletsernya
Kondisi kian mencairnya gletser abadi di Puncak Jaya Papua ini menjadi petunjuk penting bagaimana perubahan iklim Bumi semakin dekat.
Perkembangan aktivitas puncak es Papua
Secara umum, pencairan es di dunia mulai tahun ~1850 saat awal revolusi Industri. Saat itu, luas lapisan es di Puncak Jaya diestimasi sekitar 20 kilometer persegi, atau tepatnya luas gletser saat itu mencapai 19,3 kilometer persegi.
Kemudian dalam 20 tahun terakhir, luas es Puncak Jaya Papua ini terus menipis.
Puncak es Papua mencair dan menipis menjadi ~2 km2 pada 2002, ~1.8 km2 pada 2005; ~0.6 km2 pada 2015; ~0.46 km2 pada Maret 2018; dan ~0.34 km2 pada Mei 2020.
Di sisi lain, pengukuran pertama tebal es dilakukan oleh tim BMKG bekerjasama dengan The Ohio State University (USA) pada tahun 2010 dengan tebal es 32 meter.
Selanjutnya, pada 27 meter pada 2015, 22 meter pada 2016 (dikarenakan EL Nino Kuat) dan hanya tinggal 8 meter pada 2021.
"Dengan kondisi seperti ini, pada tahun 2025-2027, kemungkinan es akan punah," jelas dr Donaldi kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2022).
"Selain itu, tahun ini kami berencana untuk kembali melakukan survey monitoring ke Puncak Es Papua. Kemungkinan pada bulan Juni atau Juli, tergantung kondisi di lapangan," tambahnya.
Dengan adanya hasil penelitian dan monitoring yang dilakukan BMKG Terkait puncak es Papua di Puncak Jaya itu, para ilmuwan meyakini bahwa pertanda perubahan iklim Bumi itu nyata dan harus mulai diperhatikan, serta melakukan mitigasi seoptimal mungkin dalam berbagai sektor. (Ellyvon Pranita/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puncak Es Papua Akan Punah 2025-2027, Ketebalan Es di Puncak Jaya Tinggal 8 Meter Tahun 2021"