Asteroid Berdiameter 0,8 KM Hari Ini Melintas Angkasa, Bagaimana Dampaknya Kalau Menabrak Bumi?
Astronom Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, asteroid 467460 (2006 JF42) memiliki diameter 499 meter.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Senin (9/5/2022) ini, sebuah asteroid bernama Asteroid 467460 (2006 JF42) akan melintas dekat bumi.
Terakhir kali diamati pada 14 April 2021, Asteroid 467460 (2006 JF42) ditemukan pada tahun 2006.
Asteroid ini telah diamati sebanyak 200 kali untuk menentukan orbitnya oleh The IAU Minor Planet Center.
Astronom Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, asteroid 467460 (2006 JF42) memiliki diameter 499 meter.
Baca juga: Mengenal Hujan Meteor Lyrid Atau Lyrid Metor Shower
NASA menyebutkan, bahwa diameter asteroid ini juga bisa jadi sekitar 0,384 hingga 0,859 kilometer, yang membuatnya lebih besar dari 90 persen asteroid tetapi kecil dibandingan dengan asteroid besar, secara kasar sebanding ukurannya dengan Jembatan Golden Gate.
Jembatan Golden Gate atau Golden Gate Bridge adalah sebuah ikon wilayah Teluk San Francisco.
Jembatan ini memiliki panjang 1,7 mil dan menghubungkan kota San Francisco ke Marin Country, California.
Asteroid ini tergolong asteroid dekat-bumi kelas Apollo, sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.
Baca juga: Tema Hari Meteorologi Sedunia ke-72 pada 23 Maret 2022 Dilengkapi Sejarahnya
“Pada Senin, 9 Mei 2022, asteroid ini akan lewat di dekat Bumi dalam jarak 14,9 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan,” kata Marufin kepada Kompas.com, Selasa (3/5/2022).
Jarak rata-rata tersebut sama halnya dengan setara 5,7 juta kilometer.
NASA JPL telah mengklasifikasikan JF43 2006 sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya, karena jaraknya yang diprediksi dekat dengan Bumi.
Sementara Marufin menyebutkan, bahwa meskipun memiliki potensi berbahaya, dalam kejadian lintasannya yang dekat dengan Bumi kali ini tidak menimbulkan potensi bertabrakan dengan Bumi.
“Asteroid ini tidak memiliki potensi untuk bertabrakan dengan Bumi, setidaknya hingga satu abad ke depan,” jelasnya.
Baca juga: Fenomena Puncak Hujan Meteor Quadrantid Terjadi 4 Januari 2022, Bisa Diamati Tanpa Alat Bantu Optik
Dampak jika menabrak Bumi