Fosil Reptil Terbang Berjuluk Naga Kematian Ditemukan di Argentina, Bisa Terbang Setelah Menetas
Binatang spesies pterosaurus tersebut merupakan reptil terbang terbesar yang pernah ditemukan di Amerika Selatan.
Editor: Hendra Gunawan
Temuan ini cukup mengejutkan karena tulang pterosaurus rapuh dan biasanya ditemukan dalam potongan-potongan kecil.
Sementara fosil baru ini ditemukan dalam kondisi tiga dimensi yang baik, menjadikannya kondisi tak biasa pada kelompok vertebrata ini.
"Deskripsi spesimen baru selalu penting untuk paleontologi vertebrata karena fosil menjelaskan kelompok yang berbeda. Dalam kasus ini Thanatosdrakon menjadi studi kasus yang sangat baik," tambah Ortiz David.
Fosil-fosil pterosaurus saat ini disimpan di Laboratorium dan Museum Dinosaurus di Universitas Nasional Cuyo di Mendoza.
Baca juga: Kerangka T-Rex Pecahkan Rekor Lelang Dinosaurus, Terjual Rp 469 Miliar
Temuan kemudian akan dipublikasikan dalam jurnal Cretaceous Research edisi September 2021.
Bisa Terbang Setelah Menetas
Sementara studi lainnya mengungkap, jika bayi pterosaurus bisa terbang dalam beberapa jam atau bahkan menit setelah menetas. Sayap mereka, menurut peneliti sudah ideal untuk penerbangan bertenaga.
Mengutip Science Daily, Sabtu (24/7/2021) pterosaurus adalah sekelompok reptil terbang yang hidup selama Periode Trias, Jurassic, dan Cretaceous (228 hingga 66 juta tahun yang lalu).
Tapi tak banyak hal yang diketahui mengenai pterosaurus ketika masih bayi, contohnya kapan mereka mulai terbang untuk pertama kali.
Alasannya adalah kelangkaan fosil telur dan embrio yang jarang sekali ditemukan.
Hal tersebut membuat peneliti mengalami kesulitan untuk melakukan studi. Namun kini, dalam studi yang dipublikasikan di Scientific Reports, peneliti berhasil mengungkap bahwa bayi pterosaurus dapat terbang usai menetas.
Studi menemukan bahwa tulang mereka cukup kuat untuk terbang. Temuan tersebut didapat setelah peneliti memodelkan kemampuan terbang pterosaurus menggunakan pengukuran sayap yang diperoleh sebelumnya dari empat fosil bayi dan embrio dari dua spesies pterosaurus, Pterodaustro guinazui dan Sinopterus dongi.
Mereka juga membandingkan ukuran sayap bayi dengan ukuran sayap dewasa dari spesies yang sama dan membandingkan kekuatan tulang humerus, yang merupakan bagian dari sayap, dari tiga bayi dengan 22 pterosaurus dewasa.
"Meski kami telah mengetahui tentang pterosaurus selama lebih dari dua abad, kami baru memiliki fosil embrio dan bayi mereka sejak 2004.