Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Juli jadi Hari Terpanas di Bumi, Ilmuwan Sebut Suhu Mencapai yang Tertinggi sejak 1979

Para ilmuwan menyebut pada tanggal 4 Juli 2023 kemarin menjadi hari paling panas di Bumi. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan iklim.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 4 Juli jadi Hari Terpanas di Bumi, Ilmuwan Sebut Suhu Mencapai yang Tertinggi sejak 1979
Pexels.com
Ilustrasi Bumi dari luar angkasa. - Pada tanggal 4 Juli 2023 kemarin menjadi hari terpanas di dunia. Hal tersebut diungkapkan oleh para ilmuwan. 

Rekor global bukanlah jenis yang biasanya digunakan oleh entitas pengukuran iklim standar emas seperti National Oceanic and Atmospheric Association.

Akan tetapi, ini adalah indikasi bahwa perubahan iklim sedang mencapai wilayah yang belum dipetakan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Pemanasan Global, Lengkap dengan Penyebabnya

Stefan Rahmstorf, seorang ilmuwan di Potsdam Institute untuk Penelitian Iklim di Jerman mengatakan, faktor utama pemanasan global tetaplah perubahan iklim.

"Meningkatnya pemanasan planet kita yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil bukanlah hal yang tidak terduga  bagaimanapun juga sudah diprediksi pada abad ke-19," katanya.

"Tapi itu berbahaya bagi kita manusia dan bagi ekosistem yang kita andalkan. Kita harus menghentikannya dengan cepat," ungkapnya.

Selama beberapa bulan mendatang, para ilmuwan mengharapkan lebih banyak hari panas yang memecahkan rekor karena kembalinya El Nino setelah empat tahun absen.

Pada bulan Juni, para ilmuwan menyatakan bahwa fenomena tersebut  yang mendorong atmosfer untuk memerangkap lebih banyak panas kembali terjadi.

Baca juga: Dampak Pemanasan Global: Tingginya Temperatur Bumi hingga Penipisan Lapisan Ozon

Berita Rekomendasi

"Rekor suhu global adalah kombinasi dari variasi alami dalam iklim dan tren pemanasan global yang mendasarinya," kata ilmuwan di Institut Grantham London, Paulo Ceppi.

Pola tersebut menggambarkan bagaimana lautan "menghirup" dan "menghembuskan" panas setiap beberapa tahun, kata Ceppi.

"Saat ini kita berada dalam fase di mana lautan melepaskan panas ke atmosfer."

"Melihat ke masa depan, kita dapat memperkirakan pemanasan global akan terus berlanjut dan karenanya rekor suhu akan semakin sering dipecahkan, kecuali jika kita segera bertindak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol bersih," pungkas Ceppi.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas