Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti UGM : Tidak Ada Rekayasa Genetik Dalam Teknologi Wolbachia

Wolbachia sendiri telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Peneliti UGM : Tidak Ada Rekayasa Genetik Dalam Teknologi Wolbachia
Facebook
ILUSTRASI Melinda Gates melihat cara kerja bakteri Wolbachia lewat mikroskop 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Efektivitas teknologi wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. 

Kemenkes ungkap jika teknologi yang digunakan bukan kategori dari rekayasa genetika.

Wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk yang tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. 

Ini merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia. 

Baca juga: Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Jadi Metode Alami untuk Tekan Kasus DBD

Wolbachia sendiri telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.

BERITA TERKAIT

“Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium," ungkap Peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD pada website resmi Kemenkes, Sabtu (18/11/2023). 

Secara materi, nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam. 

“Wolbachia secara alami terdapat pada lebih dari 50 persen persen serangga, dan mempunyai sifat sebagai simbion (tidak berdampak negatif) pada inangnya," tambahnya. 

Selain itu, kata dr Adi telah dilakukan analisis risiko yang telah dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia.

"Menyimpulkan bahwa risiko dampak buruk terhadap manusia atau lingkungan dapat diabaikan” lanjut prof Uut

Di Indonesia sendiri, teknologi wolbachia yang digunakan, diimplementasikan dengan metode “penggantian”.

Baik nyamuk jantan dan nyamuk betina wolbachia dilepaskan ke populasi alami. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas