Ada Kaitannya dengan Likuifaksi di Sigi, Ahli Geologi UGM Sebut Pernah Teliti Teluk Palu pada 2005
Ahli Geologi UGM pernah melakukan penelitian di Teluk Palu pada 2005. Ternyata berkaitan dengan likuifaksi yang terjadi di Sigi baru-baru ini.
Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Daryono
![Ada Kaitannya dengan Likuifaksi di Sigi, Ahli Geologi UGM Sebut Pernah Teliti Teluk Palu pada 2005](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kelurahan-petobo_20181002_191532.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Geologi UGM pernah melakukan penelitian di Teluk Palu pada 2005 silam.
Gempa berkekuatan 7,4 SR serta tsunami mengguncang Palu dan Donggala pada Jumat (28/9/2018) kemarin.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut menyebabkan tsunami yang melanda Palu, Mamuju, dan Donggala.
Hingga hari ini, Rabu (3/10/2018), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lewat Twitter melaporkan jumlah korban jiwa mencapai 1.234 orang.
Korban meninggal terdari dari wilayah Palu, sebagian Donggala, sebagian Sigi, dan Parigi Moutong.
Baca: Australia Tambah Bantuan Lebih dari Rp 54 Miliar Untuk Korban Gempa Sulawesi
Baca: Anak Korban Gempa Ingin Ikut Jokowi
Sementara 99 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Dampak gempa dan tsunami ini juga dirasakan warga Sigi yang tinggal di dekat perbatasan Palu.
Banyak rumah-rumah dan warga Sigi tenggelam akibat lumpur yang muncul karena likuifaksi.
Fenomena ini sebelumnya viral di media sosial sehari setelah gempa melanda Palu dan Donggala.
Dilansir Tribunnews dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian soal daerah Sigi yang rawan fenomena likuifaksi atau tanah gerak sejak 2005 silam.
Pada Selasa (2/10/2018), ahli Geologi UGM, Subagyo Pramumijoyo, menjelaskan bahwa daerah di sepanjang Teluk Palu memiliki kontur tanah yang mudah terjadi likuifaksi.
Subagyo mengungkapkan likuifaksi banyak terjadi pada daerah yang memiliki kontur tanah berpasir.
Tanah berpasir tersebut tercampur dengan air tanah di bawahnya karena mengalami guncangan gempa.
Akibatnya, larutan air bercampur pasur menerobos rekahan tanah di permukaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.