Deretan Fakta Gunung Gamalama, Gunung Indah di Pulau Ternate yang Kini Meletus
Terkait Gunung Gamalama yang baru meletus, berikut deretan faktanya yang dilansir Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Penulis: Fathul Amanah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Setelah Gunung Soputan di Sulawesi Utara, kini giliran Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara yang menunjukkan gejolaknya.
Pada Kamis (4/10/2018) pukul 11.52 WIT, gunung dengan ketinggian 1.715 mdpl tersebut meletus.
Erupsi diawali dengan keluarnya asap putih kelabu setinggi 2500 meter dari puncak.
Baca: Kini Meletus, Gunung Gamalama Pernah Lenyapkan Sebuah Desa hingga Memunculkan Danau Indah
Dilanjutkan dengan abu vulkanik yang terbang hingga wilayah kecamatan Ternate Barat dan Pulau Ternate di sisi barat laut gunung.
Hingga saat ini, status Gunung Gamalama berada di level Waspada tingkat II.
Seperti dijelaskan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Darno Lamane.
Selain terus mengamati perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Gamalama, pihaknya juga mengimbau masyarakat sekitar ataupun wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari puncak.
Terkait Gunung Gamalama yang baru meletus, berikut deretan faktanya yang dilansir Tribunnews.com dari berbagai sumber.
1. Tipe Gunung
Berdasarkan tipenya, Gunung Gamalama termasuk ke dalam jenis Stratovolcano.
Dilansir Tribunnews.com dari laman jagad.id, gunung berapi komposit ini terdiri atas abu vulkanik serta lava yang mengeras.
Gunung jenis ini merupakan tipe yang paling dominan di Indonesia lantaran letaknya yang berada di dalam Cincin Api Pasifik.
Kondisi ini menimbulkan tumbukan berupa titik-titik panas di kedalaman 200-250 km yang apabila naik akan membentuk differensiasi magma dan menyebabkan terbentuknya stratovolcano.
2. Jenis Vegetasi
Gunung kebanggaan masyarakat Ternate ini ditutupi Hutan Montane yang tumbuh di ketinggian 1.200-1.500 mdpl.
Montane merupakan istilah biogeografi yang merujuk kepada daerah dataran tinggi di bawah jalur pohon.
Kawasan ini bertemperatur dingin dan biasanya memiliki curah hujan yang lebih banyak daripada dataran rendah.
Selain Hutan Montane, Gunung Gamalama juga ditumbuhi Hutan Ericaceous pada ketinggian di atas 1.500 m.
Kawasan hutan ini terdiri dari tumbuhan berukuran kecil, bengkok dan rendah seperti semak belukar, paku-pakuan, pakis, dan lumut.
3. Jumlah Erupsi
Gunung dengan ketinggian 1.715 mdpl ini telah meletus lebih dari 60 kali setelah letusan pertamanya yang tercatat pada tahun 1538.
Dilansir Tribunnews.com dari laman esdm.go.id, letusan terbesar terjadi di tahun 1775.
Pada 5 - 7 September 1775 silam terbentuk sebuah maar di sekitar Desa Soela Takomi.
Gogarten (1918) menyatakan, terbentuknya lobang yang kemudian dikenal dengan Tolire Jaha (Lobang Besar) tersebut didahului dengan gempa bumi tektonik berskala besar kemudian diikuti letusan freatik yang dahsyat pada 5 September.
Letusan tersebut bahkan melenyapkan Desa Soela Takomi beserta141 orang penduduknya.
Di tahun 2003, letusan Gamalama menyemburkan abu vulkanik dan menutupi langit Ternate.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, namun letusan ini membuat masyarakat harus mengungsi ke Pulau Tidore dan menyebabkan Bandara Sultan Babullah ditutup.
Letusan selanjutnya terjadi pada 5 Desember 2011 yang membuat ribuan warga mengungsi karena semburan abu dan partikel debu setinggi 2.000 meter.
Gunung ini kembali meletus pada 16 September 2012 dan membuat statusnya naik dari waspada level 2 menjadi siaga level 3.
Lalu yang terbaru adalah letusan yang terjadi pada Kamis (4/10/2018).
4. Sejarah
Nama gunung ini diambil dari kata Kie Gam Lamo yang berarti negeri yang besar seperti dilansir Tribunnews.com dari wikipedia.
Gunung ini juga menjadi simbol kebesaran bangsa yang mendiami Pulau Ternate.
Letusannnya yang paling dahsyat dan menimbulkan korban jiwa terbanyak terjadi di tahun 1775.
Saking dahsyatnya, letusan Gamalama sampai melenyapkan sebuah desa bernama Soela Takomi beserta penduduknya yang jumlahnya diperkirakan mencapai 141 orang.
Letusan dahsyat ini juga menjadi awal dari munculnya danau bernama Tolire.
Terdiri dari dua danau bernama Tolihere besar dan Tolihere kecil yang jaraknya hanya sekitar 200 meter.
5. Tradisi
Aktivitas Gunung Gamalama yang terus berlanjut juga berpengaruh pada kebudayaan dan tradisi masyarakat setempat.
Salah satunya adalah tradisi Kololi Kie yang digelar setiap April dan ditampilkan dalam Festival Legu Gam.
Tradisi unik ini berupa ritual mengitari Gunung Gamalam sembari mengunjungi sejumlah tempat dan makam keramat.
Ritual turun-temurun ini bertujuan meminta perlindungan pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar Gunung Gamalama tak meletus.
(Tribunnews.com/Fathul Amanah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.