Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Eksekusi Mati TKI Tuti Tursilawati, Anis Hidayah Sebut Harusnya Bisa Dapat Keringanan Hukuman

Eksekusi mati TKI Tuti Tursilawati menyisakan duka. Anis Hidayah menyebut harusnya Tuti bisa mendapat keringanan hukuman dari Pemerintah Arab Saudi.

Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
zoom-in Soal Eksekusi Mati TKI Tuti Tursilawati, Anis Hidayah Sebut Harusnya Bisa Dapat Keringanan Hukuman
Twitter/migrantcare
Anis Hidayah sebut TKI Tuti Tursilawati seharusnya bisa mendapat keringanan hukuman. 

Aktivis Migrant Care, Anis Hidayah, menyebut seharusnya Tuti Tursilawati mendapat keringanan hukuman dari Pemerintah Arab Saudi.

TRIBUNNEWS.COM - TKI Tuti Tursilawati asal Majalengka, Jawa Barat telah dieksekusi mati oleh Pemerintah Arab Saudi pada Senin (29/10/2018) lalu.

Sayang, eksekusi mati terhadap Tuti ini dilakukan tanpa ada pemberitahuan secara resmi pada Pemerintah Indonesia.

Tuti Tursilawati sendiri diketahui dieksekusi mati di kota Ta'if.

Kabar soal eksekusi mati Tuti ini dibagikan oleh akun Twitter resmi Migrant Care pada Selasa (30/10/2018).

Baca: TKI Tuty Tursilawati Dieksekusi Mati di Arab Saudi, Tak Ada Pemberitahuan pada Pemerintah Indonesia

"Kabar duka kembali datang dari Arab Saudi.

Tuti Tursilawati, pekerja migran Indonesia asal Majalengka, dieksekusi mati pada 29 Oktober 2018 kemarin.

Berita Rekomendasi

Eksekusi hukuman mati ini lagi-lagi dilakukan tanpa ada notifikasi kepada Pemerintah Indonesia.

#RIPTuti #stophukumanmati."

Dilansir Tribunnews dari Kompas.com, aktivis Migrant Care Anis Hidayah menyebutkan seharusnya Tuti bisa mendapat keringanan hukuman.

Pasalnya ada unsur pembelaan diri dalam kasus Tuti.

"Bahwa ada unsur pembelaan diri dari perlakuan majikan yang tidak layak, pelecehan seksual, seperti di kasus-kasus yang pernah terjadi pada pada PRT migran kita," kata Anis saat memberikan keterangan di Kanto Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018), dikutip dari Kompas.com.

Tuti Tursilawati sendiri diketahui terjerat kasus pidana di Arab Saudi.

Kasus ini bermula saat Tuti berusaha membela diri saat sang majikan mencoba memperkosanya pada 11 Mei 2010.

Saat itu Tuti memukul majikannya menggunakan tongkat.

Baca: Telepon Terakhir dengan Keluarganya, Tuti Tursilawati Tak Pernah Bahas Soal Eksekusi Mati

Sempat dirawat di rumah sakit, majikan Tuti pun meninggal dunia.

Karena kasus itulah pemerintah Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati terhadap Tuti Tursilawati.

Soal Tuti kerap mendapat pelecehan seksual dari majikannya pun juga diungkapkan oleh Anis Hidayah.

Juga Bobi Anwar Ma'arif dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

SBMI sendiri merupakan organisasi buruh yang menjalankan pendampingan terhadap keluarga Tuti selama proses hukum berjalan.

Bobi menuturkan, saat bertemu sang ibu, Tuti mengaku sering mengalami pelecehan seksual dari majikan.

"Peristiwa-petristiwa itu yang kemudian membuat dia merasa tidak terhormat dan membuat dia melakukan aksi yang di luar dugaannya. Saya yakin Tuti tidak ada niat untuk melakukan perbuatan itu," ujar Bobi kepada Kompas.com.

Eksekusi mati terhadap Tuti Tursilawati tanpa adanya pemberitahuan inipun membuat Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, melayangkan protes.

Retno dikabarkan telah memanggil Duta Besar Arab Saudi pada Selasa (30/10/2018) kemarin untuk menyampaikan protes secara langsung.

Baca: Soal Eksekusi Mati Tuti Tursilawati, Amnesty International Minta Jokowi Protes ke Arab Saudi

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas