5 Fakta Unik Hari Raya Galungan di Bali, Tradisi Ngejot hingga Aneka Budaya di Tiap Daerah
Berikut ini rangkuman fakta unik tradisi Galungan dan Kuningan di Bali tradisi ngejot yang masih terjaga.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Biasanya dodol dibuat menggunakan ibjin atau ketan hitam.
Namun kini sudah banyak dijumpai dodol dengan aneka warna dan rasa yang bervariasi, meski begitu ciri khas yang sama dari dodol ini ialah rasa manis dan kenyalnya.
Saat Galungan, dodol digunakan sebagai sarana membuat banten.
2. Memotong Babi saat Penampahan Galungan
Selasa (25/12/2018) kemarin merupakan Penampahan Galungan, masyarakat Hindu di Bali biasanya menyembelih babi atau ayam.
Menurut Wakil Ketua PDHI Bali, Pinandita Ketuk Pasek Swastika memotong babi saat pemampahan memiliki makna untuk mengalahkan sad ripu atau enam sifat manusia, seperti dilansir dari TribunBali.
Selain itu juga menjadi simbol untuk mengalahkan Rajas-Tamas menjadi kebaikan.
"Babi itu niyasa dari sifat rajas-tamas itu. Sebenarnya, sangat bagus bila tidak sampai mengorbankan hewan kalau kita hubungkan dengan ajaran Ahimsa.
Memotong hewan korban baik babi dan atau ayam itu niyasa mengalahkan Rajas-Tamas," ujar Pinandita.
Sebagian dari hasil korban itu dinikmati dan tidak lupa menghaturkannya kepada Tuhan karena semuanya itu ciptaan-Nya.
"Memotong babi wajib saat penampahan kalau terkait dengan Galungan," tambah Pinandita.
Saat memotong babi, masyarakat akan bergotong royong dalam mebersihkan hingga membagi daging atau biasa disebut dengan mepatung.
Nantinya daging babi ini akan diolah menjadi aneka sarana upakara dan juga hidangan seperti lawar, sate, kemoh, timbungan, maupun urutan.
3. Penjor jadi Hiasan yang Wajib Dipasang