TRIBUNNEWS.COM - Wilayah Manokwari Selatan, Papua Barat diguncang gempa berkekuatan M 6,1.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada guncangan gempa di wilayah Manokwari Selatan, Papua Barat pada Jumat 28 Desember 2018.

Gempa tersebut terjadi tepat pada pukul 10.03 WIB.

Gempa magnitudo tersebut berkedalaman 26 kilometer.

Pusat gempa berada di 55 kilometer tenggara wilayah Manokwari Selatan, Papua Barat, 57 kilometer tenggara Pegunungan Arfak, 60 kilometer tenggara Manokwari, 102 kilometer timur laut Teluk Bintuni dan 3.076 kilometer timur laut Jakarta,

BMKG menegaskan jika gempa magnitudo ini tidak berpotensi tsunami.

Manokwari merasakan guncangan (MMI) III, dan III di Ransiki.

Sementara wilayah Bintuni merasakan getaran gempa II hingga III.

Satu jam sebelumnya Palu juga diguncang gempa, yakni tepat pada pukul 09.29 WIB.

Pusat gempa berada di 0.90 LS dan 119.84 LS berada di darat 3 kilometer barat Palu.

Kedalaman pusat gempa yakni 11 kilometer.

Wilayah Palu merasakan guncangan gempa hingga MMI II.

Baca: Video Ombak Tinggi di Manado, BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Pasang Laut Sulawesi

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Baca: BMKG Tegaskan Isu Gempa dan Tsunami di Seluruh Indonesia saat Malam Tahun Baru Adalah HOAX

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

Sementara pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.

Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.

Jembatan rusak, terjadi lembah.

Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

Baca: Kondisi Terkini Erupsi Gunung Anak Krakatau, Tinggi Debu Vulkanik Capai 12 Km pada Kamis Malam

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.

Pemandangan menjadi gelap.

Benda-benda terlempar ke udara.

(Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)