Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau,Keluarkan 58 kali Gempa Letusan Hingga 42 Kali Gempa Hembusan
Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau,Keluarkan 58 kali Gempa Letusan Hingga 42 Kali Gempa Hembusan hingga pagi ini pukul 06.00 WIB
Penulis: Umar Agus W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hartopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Suwarno mengatakan, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, Sabtu (5/1/2019) gunung api yang berada di Selat Sunda itu dari data Magma VAR teramati mengeluarkan gempa letusan dengan amplitudo 17-28 mm dan durasi 45-108 detik.
"Untuk gempa embusan tercatat sebanyak 9 kali dengan amplitudo 10-22 dan durasi 45-87 detik," kata dia.
Masih teramati adanya gempa tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 2-12 mm (dominan 7 mm). Dan tidak terdengar suara dentuman.
"Untuk status GAK masih pada level III Siaga. Dimana para pengunjung/nelayan dilarang mendekati kawasan gunung api dalam radius 5 kilometer," terang Suwarno.
GAK merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dahsyat Krakatau pada 1883 silam. Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut sejak tahun 1930
Baca: Siapa Napi yang Dikirimi Video Syur Mantan Polwan Brigpol DS? Kalapas Way Gelang Ungkap Identitasnya
Sejak saat itu GAK terus tumbuh. Selama kurun waktu 88 tahun kehadirannya, GAK terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkaniknya.
Sebelum mengalami erupsi hebat pada Sabtu (22/12/2018) lalu yang memicu tsunami Selat Sunda, GAK sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulcanik.
Tercatat terakhir GAK sempat mengalami erupsi cukup hebat pada bulan September 2012. Dimana semburan debu vulkanik GAK sempat membuat heboh warga Bandar Lampung dan Pesawaran.
Pada tahun 2018 ini, GAK Mulai menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak bulan Juni lalu.
Aktivitas gunung api di Selat Sunda ini terus mengalami pasang surut.
Baca: Bambang Widjojanto dan Adnan Topan Husodo Dicoret dari Daftar Panelis Debat Pilpres
Puncaknya terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu adanya longsoran matrial ke laut yang memicu terjadinya stunsami Selat Sunda.
Pasca erupsi pada pekan lalu, GAK yang semula memiliki ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut). Kini mengalami pengurangan ketinggian 2/3 badannya.
Saat ini ketinggian gunung api tersebut hanya 110 mdpl.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)